
Kepala BNN RI Sebut Kalsel Salah Satu Provinsi Tertinggi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia.
BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Kalimantan Selatan merupakan sebagai salah satu provinsi tertinggi penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalsel mencatat sebanyak 57.723 kasus penyalahgunaan narkoba selama empat tahun terakhir, tepatnya mulai tahun 2019 hingga pertengahan tahun 2023 ini.
“Jumlah kasus ini membawa Kalsel sebagai salah satu provinsi tertinggi penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Masuk dalam daftar sembilan besar kawasan rawan narkoba dengan prevalensi 1,8 atau 3,4 juta penduduk,” kata Kepala BNN RI, Komjen Polisi Prof Dr Petrus R Golose saat memberikan kuliah umum masalah Bahayanya penyalahgunaan Narkotika di
di Aula Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Rabu (6/9/2023).
Ditambahkannya, dilihatnya d Kalsel cukup tinggi peredaran sabu. Kenapa? Karena memang kecenderungan perekonomian yang membaik membuat pengguna narkotika, dan tentunya pasca pandemi ini.
“Saya berharap, dari provinsi Kalsel yang termasuk 139 kawasan rawan narkotika, dapat menekan peredaran barang haram tersebut, agar betul-betul bisa bebas dari narkotikan. Minimal kita bisa menekan angka peredaran narkotika,” katanya.
Petrus R Golose mengungkapkan, BNN RI bersama jajaran pun akan terus menekan peredaran Narkotika yang ada di semua kalangan, terutama para mahasiswa.
Dikatakannya Strategi War of Drugs. Tema ini terus digaungkan untuk mewujudkan misi BNN RI dengan menggunakan strategi softpower approach, hardpower approach, smartpower approach, and cooperation atau sinergitas, baik secara nasional maupun internasional.
“Strategi ini untuk mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba), baik secara holistik maupun komprehensi.
Ia berharap seluruh lapisan masyarakat, dapat terus bergerak melawan dan memberantas peredaran narkoba. Ini penting dilakukan untuk menjaga generasi muda agar tidak terpengaruh oleh narkoba.
“Kami harapkan seluruh lapisan masyarakat dapat terus semangat untuk perang melawan narkotika bersama-sama,”
Ditambahkan Komjen Polisi Prof Dr Petrus R Golose Tingginya suplai karena masih tingginya demand (permintaan) di Indonesia.
“Kami bersama jajaran dan stakeholder terkait terus melakukan banyak replaning and execution (rencana ulang dan eksekusi), kita bisa tekan peredaran sabu di Indonesia, namun untuk ganja masih termasuk cukup tinggi,” katanya.
Untuk menekan angka permintaan narkotika tersebut, BNN dengan melakukan sosialisasi di universitas-universitas di Indonesia.
Hadir di acara kuliah umum di ULM di Jalan Brigjen Haji Hasan Basri Banjarmasin itu Kepala BNN Propinsi Kalimantan Selatan, Brigjen Polisi Wisnu Andayana SST MK, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, Ketua DPRD Propinsi Kalimantan Selatan, Supian HK, Rektor Fakultas Universitas Lambung Mangkurat, Prof Halim Bahri, dan para pewakilan lainnya.
(Fik/KPO-3)
