PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Perayaan perkawinan emas pasangan Drs Nahson Taway dan Linda Nahasan berlangsung sederhana tapi cukup meriah di Studio Kambang, Raden Saleh Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Sabtu (9/3/2024) malam.
Terlihat di wajah pasangan Drs Nahson Taway dan Linda Nahson Taway terpancar rasa bahagia, mengingat tak semua orang mampu menjalani mahligai rumah tangga mencapai 50 tahun.
Rasa kebahagian Nahson – Linda semakin lengkap dengan kehadiran kerabat, keluarga dan juga koleganya di acara Wedding Anniversasary ke-50 tahun tersebut.
“Kami sangat bersyukur dengan memasuki 50 dalam
membina rumah tangga. Banyak suka dan duka kami lewati secara bersama-sama,” cerita Nahson yang memasuki usia 81 tahun tapi terlihat masih energik ini.
Nahson – Linda melangsungkan pernikahan pada 9 Maret 1974 dengan dikarunia empat orang anak yakni Winda M Taway, Winata M Taway, Wieldy S Taway dan Yoan Taway.
Diperayaan Perkawinan Emas tersebut juga dipajang dinding saksi sejarah ‘Surat Cinta’ yang ditulis Nahson yang ditujukan kepada kekasihnya Linda dengan menggunakan mesin ketik dan memakai ejaan lama selama mengikuti pendidikan di Jakarta.
Selain itu ada juga buku otobigrafi tentang perjalanan hidup dan meniti kariernya di birokrasi dengan judul Buku Nahson Taway, Birokrat dan Pejabat Tiga Orde.
Dibuku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup Drs Nahson Taway, pria dari Sungai Buluh yang berkarier selama tiga Orde yakni memulai karier semasa Orde Lama, berkembang semasa Orde Baru serta berada di puncak karier semasa Orde Reformasi di Provinsi Kalimantan Tengah.
Nahson adalah saksi sejarah perkembangan pendidikan Indonesia dari masa ke masa. Dia turut mengalami dimana pelajar Indonesia menulis di atas batu sabak (batu grip) semasa sekolah Rakyat atau sekolah peninggalan Jepang, sebagai generasi pertama pelajar Indonesia yang menulis menggunakan kertas sewaktu di SMP.
Putra pasangan C.T. Taway (ayah) dan E. Umi Tahan (ibu) juga saksi sejarah perkembangan pendidikan di Kalteng, dimana untuk bisa bersekolah dari kampungnya di Sungai Buluh ke Kuala Kapuas, harus melewati ganasnya gelombang badai laut di Tanjung Malatayur dan pada akhirnya berhasil menuntaskan pendidikan di Jakarta.
Nahson juga saksi sejarah bergabungnya Papua Barat dengan Indonesia, karena masuk sebagai anggota 20 Pamong Praja Muda yang di kirim ke Papua Barat untuk mengawal PEPERA di tahun 1969.
Di puncak kariernya, Nahson menjadi Walikota Palangka Raya yang ke-8 Masa jabatan
16 September 1993 – 16 September 1998.
Lelaki kelahiran Sungai Buluh, Belantikan Raya, Lamandau, Kalimantan Tengah pada 12 Desember 1942 menjadi Wakil Gubernur Kalimantan Tengah mendampingi Gubernur Asmawi Agani periode 2000—2005.
Di acara kawin emas tersebut teman akrab Nahason, Ernes Patianum juga menyempatkan diri menceritakan masa lalu dari perkenalan sampai dengan mengarungi mahligai rumah tangga.
Sebelumnya juga ada soft launching atau diperkenalkan
Studio Kambang yang dinahkodai atau asuh putri bungsunya Yoan Taway.
Menurut Yoan, studio Kambang merupakan studio untuk mengeksplorasi bentuk perjalanan kreatifitas dengan beragam minat tanpa rasa takut melepaskan ide dan visi melampaui zona Nyaman.
Studio ini, kata dia, selain sebagai Gallery batik benang bintik dari Yoantaway.Project juga terbuka untuk berkolaborasi bersama dengan teman – teman pegiat kreatif atau seni di Palangkaraya, sebagai wadah berkumpul untuk saling berbagi skill , workshop kecil atau net working agar bisa berkembang bersama dalam banyak hal ke depannya, makanya namanya disebut studio kambang.
“Saya sangat senang lauching studio ini bersamaan dengan
Wedding Anniversasary ke-50 orangtua saya,” ucap Yoan. (nau/ful/KPO1)