Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

MENYAMBUNG SILATURAHIM

×

MENYAMBUNG SILATURAHIM

Sebarkan artikel ini

Oleh : AHMAD BARJIE B

Dalam kehidupan sehari-hari, tali silaturahmi (ikatan persuadaraan sesama muslim) mudah sekali terputus. Gara-gara tersinggung, saling, mencela kejelekan (ghibah/ngerumpi/ngrasani), soal utang, soal batas rumah, soal anak-anak dan lain-lain, jalinan silaturahim sering longgar atau putus sama sekali. Lalu satu sama lain tidak bertegur sapa, saling memalingkan muka dan saling memboikot. Seminggu, sebulan, setahun, bahkan seumur hidup.

Baca Koran

Ajaran Islam sangat mengutamakan silaturahim, sebab umat Islam itu bersaudara. Harus saling bersatu dan jangan berpecah belah dan bersengketa satu sama lain (QS Ali Imran: 103). Dan banyak hadits Nabi yang menyuruh menjalin silautrahmi. Nabi bersabda, “Siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan dan umurnya dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan silaturahim.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Rezeki biasanya datang dari orang lain. Dengan menjalin hubungan baik, berarti banyak teman, dan orang banyak teman biasanya banyak pula rezekinya. Umur di tangan Tuhan, dengan silaturahim berarti kita tak punya musuh, hidup jadi enak dan lapang, umur jadi bertambah berkat. Tapi bisa pula umur itu sendiri yang dipanjangkan Tuhan, sebab Allah jualah yang mengatur semuanya.

Nabi bersabda, “Haram bagi seorang muslim mendendam (tidak bertegur sapa) dengan sesama muslim lainnya lebih dari tiga hari, sehingga ketika berpapasan saling memalingkan muka. Siapa yang mendahului mengucapkan salam atau menyapa di antara keduanya, itulah yang paling terpuji.” (HR Bukhari dari Abu Ayyub al-Anshari). Dari Abu Hurairah diceritakan pula sabda Nabi, “Setiap hari Senin dan Kamis pintu surga dibuka lalu orang-orang yang tidak syirik diampuni dosanya, kecuali orang yang bersengketa sesama muslim. Kepada mereka diserukan tunggu hingga keduanya berdamai. Dan jika tetap bersengketa maka amal mereka ditolak.

Baca Juga :  Menjaga Marwah Perpustakaan

Dari Anas, Nabi menyebutkan lima macam orang yang shalatnya tidak diterima: 1). Istri yang sedang membuat marah suaminya; 2). Pembantu yang lari dari majikan tanpa alasan yang benar; 3). Orang yang mendendam dengan saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari; 4). Peminum minuman keras yang tidak bisa berpisah dari kebiasaannya; dan 5). Pemimpin yang dibenci masyarakat atau rakyatnya.

Jelas bahwa memutus silaturahim sangat besar dosanya. Menghalanginya masuk surga dan datangnya rahmat padanya. Karena itu hendaknya kita menghindari sengketa dengan memelihara ucapan (lidah), sikap dan perbuatan agar jangan menyinggung, menyakiti dan merugikan orang lain. Orang muslim itu adalah orang yang orang lain selamat dari gangguan lidah dan tangan (perbuatannya). Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik, atau (kalau tak bisa) lebih baik diam demikian (HR Muslim).

Iklan
Iklan