Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan
Opini

Rusaknya Generasi : Mau Dibawa Kemana Bangsa Ini?

×

Rusaknya Generasi : Mau Dibawa Kemana Bangsa Ini?

Sebarkan artikel ini

Oleh : Baiti Najihah, S.Pd
Praktisi dan Pemerhati Pendidikan

Sebagai seorang guru yang memiliki kewajiban untuk mendidik, rasanya sangat amat menyedihkan melihat rusaknya adab dan moral generasi bangsa saat ini. Bukan hanya para pemudanya, bahkan para remaja dan anak-anak saat ini juga sangat memprihatinkan. Miris rasanya melihat banyak pelaku kejahatan masih dibawah umur.

Iklan

Salah satunya, kasus yang baru-baru ini terjadi di Palembang. 4 orang tersangka pembunuhan terhadap seorang remaja puteri di Kuburan Cina Palembang, dan keempat orang tersangka itu masih dibawah umur. Dr Azwar Anas, seorang Pengamat Hukum dari Universitas Taman Siswa Palembang menyampaikan bahwa memang kejahatan seperti ini tidak bisa terbendung seiring dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dengan mudahnya mengakses film biru (porno)(detik.com, 05/09/2024).

IS, salah satu pelaku yang baru berumur 16 tahun bahkan ikut yasinan ke rumah korban agar keluarga korban tidak merasa curiga atas apa yang telah dilakukan pelaku terhadap korbannya (detiksumbagsel, 05/09/2024). Bukankah hal ini merupakan sesuatu yang sangat miris, sebagai pendidik miris rasanya anak-anak dibawah umur sudah melakukan tindak pidana pembunuhan. Apalagi bagi orang tua, yang sudah melahirkan dan merawat anak-anaknya, betapa sakitnya hati mereka ketika mengetahui anaknya menjadi korban dan pelakunya sedikitpun tidak ada rasa penyesalan.

Anak-anak yang masih di bawah umur, yang seharusnya aktivitas mereka hanya belajar dan bermain berubah menjadi pelaku kejahatan. Anak-anak yang seharusnya membanggakan dengan prestasinya malah membawa kehancuran dengan kejahatan yang diperbuatnya. Apakah kasus seperti ini hanya akan dibiarkan saja dan diberikan solusi yang pragmatis?

Kalau hanya mengandalkan para guru untuk mendidik generasi tanpa adanya dukungan yang kuat dari negara hanya akan berakhir dengan ceramah di sekolah saja, seolah-olah hanya nyanyian yang diperdengarkan saja, masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri, tidak berbekas. Ini adalah PR besar bagi negara untuk menemukan solusi yang dapat mengatasi permasalahan generasi saat ini.

Baca Juga :  Prabowo dan Upaya Membangun Good Neighbor Policy

Negara seharusnya bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat untuk mengontrol generasi muda saat ini. Tiga pilar ini harus sejalan dan beriringan bersama-sama dalam rangka menciptakan generasi bangsa yang baik dan beradab. Bermula dari keluarga untuk membangun sumber daya manusia, kemudian menjadikan masyarakat sebagai kontrol dan negara menjadi benteng pertahanan yang menjaga keluarga dan masyarakat dari perilaku yang merusak.

Dalam keluarga, anak dididik dari kecil dengan menanamkan keimanan yang kuat, seorang suami berperan sebagai pemimpin dan akan memberikan nafkah kepada keluarga. Seorang isteri membina generasi agar menjadi generasi yan tangguh dengan menjadikan akidah Islam dan hukum Islam sebagai standar dalam kehidupan, serta senantiasa memberikan anak-anaknya tentang tasaqafah keislaman.

Masyarakat memiliki peran menjadi pengontrol ketika ada anggota masyarakat yang melalukam pelanggaran terhadap masyarakat. Ini terjadi apabila masyarakat sudah mempunyai pandangan yang sama terhadap syariat Islam. Ketika masyarakat sudah punya pandangan yang sama, mereka tidak lagi abai terhadap lingkungan. Mereka akan menegur dan menasihati terhadap orang-orang yang melakukan pelanggaran.

Negara memiliki peran paling besar karena besarnya pengaruh dan kewenangannya. Negara yang mempunyai aturan mewajibkan helm bagi pengendara bermotor, harusnya bisa pula menetapkan aturan yang memaksa para ahli teknologi untuk memblokir konten porno dan menutup segala akses terhadap hal-hal yang bisa merusak moral generasi.

Jika negara peduli terhadap nasib generasi bangsa nantinya agar menjadi generasi emas maka sudah seharusnya negara menutup hal-hal yang membuat terkikisnya moral anak bangsa, bukan malah memfasilitasi dan membiarkan hal-hal yang merusak mempengaruhi generasi muda saat ini. Selain itu, negara juga harus memberikan hukuman yang menjerakan bagi para pelaku kejahatan sehingga mereka takut untuk melanggar aturan tersebut.

Baca Juga :  Menyoal Pilgub Kalsel Pemimpin Perempuan dalam Perspektif Demokrasi Indonesia

Dalam Islam, hukuman bagi pelaku kejahatan pembunuhan dengan sengaja adalah Qishash, nyawa harus diganti dengan nyawa. Hukuman itu bukan hanya sekedar balasan atas hilangnya nyawa manusia, namun hukuman itu harus menimbulkan efek jera agar tidak ada yang berani melakukan kejahatan tersebut. Hukuman ini juga sebagai bayaran atau tebusan agar di akhirat nanti tidak lagi diberikan hukum atas pembunuhan yang telah dilakukan. Wallahua’lam bis Shawwab.

Iklan
Space Iklan
Iklan
Ucapan