BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Warung nasi kuning sangat mudah ditemukan. Terlebih nasi kuning juga termasuk dalam salah satu kuliner “sejuta umat” yang tersedia bukan hanya di Kalimantan namun juga di daerah Jawa dan Sumatera. Oleh karenanya persaingan memenangkan simpati konsumen kuliner tradisional ini bukanlah hal mudah.
Di Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan, dekat jembatan penghubung Sei Alalak ke ruas Trans Kalimantan ada Warung Ma Haji yang berjualan nasi kuning dengan cara unik.
Warung yang dimiliki pasangan suami istri Haji Ahmad dan Hj Mardiana ini hanya buka selama 5 jam yaitu mulai pukul 23.00 jelang tengah malam sampai pukul 03.00 dinihari.
KP Jakarta penasaran ingin membuktikannya, dan inilah 5 alasan mengapa warung ini pantas disebut unik dan berbeda.
Pertama, meski tengah malam suasana warung makin ramai. Pengunjungnya malah bukan orang habis pulang dugem namun keluarga dan para sahabat.
Kedua, suasana “bakaut” (Bahasa Banjar : bermakna menyajikan langsung dari wajan dan panci) mengingatkan kita pada suasana gotong royong kenduri rumahan.
Ketiga, dilayani langsung oleh pemilik tanpa sungkan apalagi gengsi.
Terlihat Haji Ahmad duduk lesehan membersihkan daun pisang untuk pembungkus sementara Hj Mardiana istrinya melayani konsumen didampingi anaknya.
Keempat, pilihan ragam lauk mulai dari haruan (ikan gabus), telor balado, ayam, dendeng dan ati ampela dibandrol dengan harga bersahabat, mulai 13.000 hingga 23.000 Rupiah.
Kelima, Warung Mak Haji telah dirintis 20 tahun yang menjamin rasa dan kualitas tak lapuk akan zaman.
“Kami hanya buka jam 11 malam hingga jam 3 dinihari, habis ga habis tetap jam segitu” jelas putra Haji Ahmad yang menjaga kasir.
Aturan 5 jam rupanya membuat konsumen berlomba untuk bergegas datang ke warung ini. Bukan hanya warga sekitar, dari luar kota pun tidak mau ketinggalan untuk turut absen disela waktu 5 jam itu.
Walhasil, meski 5 jam nasi kuning selalu habis terjual sebelum jam 3 pagi. (RFZ)