BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Upaya besar untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi di Kalimantan Selatan memasuki tahap strategis. Lima perguruan tinggi yang berada di lingkungan Yayasan ZA sepakat melebur menjadi satu universitas baru bernama Universitas Sains dan Teknologi Nusantara (USTN). Peleburan lima perguruan tinggi tersebut diketuai oleh Prof Dr Muhammad Uhaib As’ad M.Si.
Perguruan tinggi tersebut meliputi STIMIK dengan empat program studi, STIENAS dengan dua prodi, STIKES Darul Azhar dengan tiga prodi, AKPARNAS dengan dua prodi, dan ATPN dengan satu prodi, sehingga total terdapat 12 program studi yang akan berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Bina Ilmu.
Koordinator Tim Aspek Legalitas, Rusdiansyah, menegaskan seluruh unsur kampus telah mencapai kesepahaman penuh.
“Semua pimpinan perguruan tinggi menyepakati penggabungan ini. Target kita enam bulan ke depan USTN berdiri, sekaligus menjadi kado ulang tahun untuk pendiri yayasan, Pak Zairullah Azhar,” ujarnya.
Menurutnya, proses penyatuan ini telah dikomunikasikan secara lisan kepada Koordinator LLDIKTI. “Alhamdulillah, respons beliau sangat positif. Bahkan diminta dijadwalkan rapat formal bersama tim pembentukan universitas,” tutur Rusdiansyah.
Sementara itu, Koordinator Aspek Hukum, Dr Samuel Rizal, MSi, menegaskan optimisme yang sama. “Dari sisi regulasi, syarat-syarat sudah hampir 99 persen terpenuhi. Mulai dari dosen, sarana-prasarana, hingga kelengkapan administratif. Tinggal finalisasi pemenuhan detail teknis,” jelasnya.
Terkait lokasi kampus induk, Samuel menyebutkan tengah dikaji dua alternatif. “Kita akan putuskan apakah pusatnya di lingkungan STIMIK atau AKPARNAS. Prinsipnya lokasi terbaik untuk efektivitas akademik dan manajemen,” imbuhnya.
Ia menyebut penggabungan ini bukan sekadar administratif, tetapi langkah strategis menjawab kebutuhan pembangunan daerah. “Ini ikhtiar memajukan pendidikan tinggi di Kalimantan Selatan. Bonus demografi sudah di depan mata, dan USTN kita siapkan menjadi motor penguatan SDM Banua,” tegasnya.
Dengan bergabungnya lima perguruan tinggi ini, USTN diharapkan hadir sebagai institusi unggulan berbasis sains dan teknologi yang mampu melahirkan SDM berdaya saing nasional dan regional.
Penyiapan kurikulum berbasis industri, pembentukan pusat riset unggulan, hingga kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia kerja turut disiapkan untuk memperkuat transformasi akademik. “Kita ingin mahasiswa tidak hanya pintar, tapi juga siap kerja, siap berwirausaha, dan mampu menciptakan inovasi,” ucap Samuel.
Tim juga memastikan keberlanjutan layanan pendidikan bagi mahasiswa aktif di masing-masing kampus yang tergabung, baik dari sisi administrasi hingga kualitas akademik. “Mahasiswa tidak akan dirugikan. Justru mereka nanti akan menikmati fasilitas dan peluang akademik yang lebih besar di universitas baru,” ujarnya.
Pembentukan USTN juga disebut sebagai momentum sejarah bagi pengembangan Perguruan Tinggi Swasta Banua, yang selama ini berjuang meningkatkan kualitas secara mandiri. “Ini bukan hanya konsolidasi aset, tapi konsolidasi visi. Dari Banua untuk Indonesia,” tutup Samuel. (sfr/KPO-3)














