Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Kapal Sapu-Sapu Harus Kerja Keras di Bulan Ini

×

Kapal Sapu-Sapu Harus Kerja Keras di Bulan Ini

Sebarkan artikel ini
IMG 20220217 WA0060 scaled

Banjarmasin, KP – Bulan ini, Kapal Sapu-Sapu nampaknya harus lebih ekstra dalam menjalankan tugasnya untuk membersihkan Sungai Martapura.

Benar saja. Dalam beberapa hari terakhir, kapal yang memiliki alat khusus untuk mengangkat sampah yang mengapung di atas permukaan sungai itu terlihat berseliweran di sungai yang membelah Kota Banjarmasin ini.

Baca Koran

Kepala Bidang (Kabid) Sungai, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Hizbul Wathoni menjelaskan. Bahwa seringnya Kapal Sapu-Sapu beroperasi ini dikarenakan makin banyaknya eceng gondok yang masuk ke Sungai Martapura.

Pasalnya, pada awal-tahun seperti ini banyak kiriman sampah, seiring dengan curah hujan yang cukup tinggi.

“Biasanya kalau di daerah hulu hujan, maka sampah yang masuk ke wilayah kita juga banyak,” ucapnya saat dihubungi awak media melalui sambungan telepon, Kamis (17/2) siang.

IMG 20220217 WA0059

Menurutnya, pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III telah membagi kewenangan terkait operasional kapal sapu-sapu, untuk membersihkan bantaran Sungai Martapura dari sampah.

Dimana untuk semester pertama, kontrak kapal sapu-sapu dilakukan oleh BWS Kalimantan III. Sedangkan untuk selanjutnya, kontrak kapal sapu-sapu dilakukan oleh Pemerintah Kota.

“Tapi karena di sekitar bulan Juni-September itu tidak terlalu banyak sampah, maka kontrak kapal sapu-sapu kita lakukan di tiga bulan terakhir (Oktober-Desember). Lumayan menghemat anggaran. Jadi sekitar Rp190 juta saja,” jelasnya.

Menurutnya, keberadaan kapal sapu-sapu cukup efektif untuk mengangkut sampah-sampah yang larut di bantaran sungai.

Mengingat perangkap ilung yang dipasang di perairan Banua Anyar, tak sepenuhnya mampu menghalau sampah yang datang dari wilayah hulu.

“Sekali operasional kapal sapu-sapu bisa mengangkut hingga 5 ton sampah. Dalam sehari itu bisa 2-3 kali beroperasi,” ungkapnya.

“Perangkap ilung yang ada cuma sepertiga dari lebar sungai. Jadi masih ada kemungkinan sampah itu lolos. Apalagi yang besar-besar jadi satu dengan batang pohon atau ranting,” sambungnya.

Baca Juga :  Banjarmasin Perkuat Garda Depan Penanganan Stunting

“Sempat ingin dibuat perangkap ilung dengan zig-zag. Tapi itu nanti akan menyulitkan perahu yang lewat,” pungkasnya.

Lebih jauh, Ia mengungkapkan, wilayah yang paling banyak dipenuhi sampah dan ilung masih di bawah jembatan pasar lama dan jembatan antasari.

Itu dikarenakan banyak terdapat tiang konstruksi jembatan di bawahnya, hingga mudah membuat sampah-sampah tersangkut.

“Kalau sampahnya kurang, biasanya kapal sapu-sapu ini beroperasionalnya di kawasan Banua Anyar. Mengangkut sampah-sampah yang ada di perangkap ilung ke daratan,” imbuhnya.

“Apalagi sekarang di kawasan itu sudah dibangun Pusat Daur Ulang (PDU) milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Jadi sampah-sampah itu nantinya bisa langsung dipilah dan dimanfaatkan,” harapnya. (Kin/KPO-1)

Iklan
Iklan