Banjarmasin,KP – Covid-19 masih harus diwaspadai. Namun upaya pemerintah untuk menangkal penyakit yang sempat mewabah hampir di seluruh belahan dunia ini melalui pemberian suntikan vaksin justeru sering menghadapi berbagai hambatan.
Salah satunya adalah ketersediaan vaksin yang cukup. Dilaporkan selama beberapa pekan ini kekosongan stok vaksin hampir dialami semua daerah. Tidak terkecuali Kota Banjarmasin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin Ramadhan mengungkapkan, kekosongan stok vaksin Covid-19 sudah selama dua pekan ini berlangsung.
“Kekosongan stok vaksin baik vaksin 1, 2 atau 3 maupun booster hingga 4 yang disediakan khusus untuk tenaga kesehatan (Nakes),” kata Ramadhan.
Dihubungi belum lama ini ia menjelaskan,kekosongan stok vaksin Covid-19 sudah dilaporkan dengan disertai permohonan permintaan pihaknya kepada Kemenkes maupun Dinkes Provinsi Kalsel.
“Harapannya agar permintaan itu secepat dipenuhi. Namun sampai saat ini permintaan yang kita sampaikan belum ada jawaban,” ujarnya.
Mantan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel ini juga mengungkapkan, bahwa pihaknya juga mencari hingga ke kabupaten/kota yang mungkin masih memiliki stok vaksin Covid-19.
Meski sudah berusaha ungkapnya, namun kabupaten/kota tetangga, juga mengalami kondisi sama karena mereka juga sedang kekurangan stok yang cukup.
Ramadhan mengimbau di tengah kekosongan vaksin Covid-19 ini, agar masyarakat dalam setiap beraktifitas tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) sebagaimana dianjurkan pemerintah.
” Seperti mencuci tangan, tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan tetao menggunakan masker,” himbaunya.
Ditandaskannya selama Covid-19 masih tetap ada, prokes harus tetap dijalankan dengan disiplin.
Lebih jauh Ramadhan merincikan, cakupan vaksinasi Covid-19 di Banjarmasin. Untuk vaksinasi 1 sebanyak 509.643 atau sudah terealisasi 87,02 persen.
Vaksinasi 2 sebanyak 406.189 atau terealisasi 69,35 persen. Vaksinasi 3 sebanyak 146.139 atau 32,57 persen.
“Sedangkan vaksin 4 untuk tenaga kesehatan sebanyak 1.902 atau 28,86 persen,” demikian kata Ramadhan. (nid/K-3)
