Batulicin, KP – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi kagum sikap teloransi warga di Desa Madu Retno, yang mampu menerima pendatang ke daerah tersebut.
“Sikap toleransi yang diterapkan warga desa itu membuktikan bahwa Pancasila benar-benar bisa mempersatukan bangsa,” kata Yani Helmi, usai Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Pancasila, di Desa Madu Retno, Jumat (22/9).
Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Desa Madu Retno, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, merupakan transmigran asal Bali, dan diterima baik oleh penduduk lokal (suku Banjar).
“Tidak pernah terjadi permusuhan antara penduduk asli dan para pendatang. Jadi patut diapresiasi dan disyukuri, karena meski berbeda suku, berbeda agama, tetapi mereka bisa hidup damai,” tambah Paman Yani, panggilan akrab Yani Helmi.
Paman Yani menambahkan, meski demikian, ideologi Pancasila harus terus ditekankan agar tidak mudah terhasut oknum-oknum yang ingin memecah belah bangsa dengan mengatasnamakan suku, ras dan agama.
“Sikap toleransi seperti ini penting kita jaga, agar di masa akan datang, kita bisa menjadi bangsa yang besar,” ujar politisi Partai Golkar.
Di samping itu, apa yang dilakukan dan diterapkan warga desa Madu Retno sudah sepatutnya menjadi contoh bagi daerah lain. Terlebih dalam kegiatan keagamaan dan dukungan terhadap kearifan lokal masing-masing suku.
“Mereka disini saling gotong royong. Ketika ada acara keagamaan Islam misalnya, warga yang beragama Hindu ikut bergotong royong mendukung. Sama halnya ketika Hari Raya Nyepi, warga muslim menghormati dengan tidak membunyikan suara musik yang keras dan sebagainya,” ungkap Paman Yani.
Paman Yani berharap toleransi itu akan berdampak terhadap kemajuan dan kesejahteraan ekonomi warga desa Madu Retno.
“Kita harus mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka membangun Kalsel yang lebih maju kedepannya,” jelas wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel VI, meliputi Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Sementara itu, Kasubbid Politik Bakesbangpol Kalsel Harry Widhiatmoko mengatakan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tugas semua lapisan masyarakat.
“Terlebih menjelang tahapan Pemilu saat ini. Masyarakat jangan mudah terprovokasi dan di adu domba,” kata Harry.
“Jangan mudah tertipu politik uang dan berita hoax. Kita harus bijak dalam menggunakan media sosial,” katanya.
Menurutnya, nilai-nilai Pancasila demi meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa di desa itu patut diacungi jempol.
Hal senada diungkapkan tokoh masyarakat setempat, I Nengah Sudira, bahkan mengapresiasi kepedulian wakil rakyat berkunjung ke daerahnya.
“Ini patut diapresiasi, karena mau duduk bersama warga dan menyampaikan wawasan kebangsaan. Inikebanggaan bagi kami,” katanya.
Apalagi warga Desa Madu Retno terdiri dari tiga suku, yakni Bali, Banjar dan Jawa, sehingga pemahaman wawasan kebangsaan sangat diperlukan agar tidak menimbulkan perpecahan.
“Melalui wawasan kebangsaan ini, diharapkan perbedaan yang ada dapat menjadi keanekaragaman dalam satu wadah yakni Bhinneka Tunggal Ika,” tambahnya. (lyn/KPO-1)