Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

MANUSIA YANG MERUGI

×

MANUSIA YANG MERUGI

Sebarkan artikel ini

Oleh : H AHDIAT GAZALI RAHMAN

Semua orang yang normal yang ada dalam dunia ini pasti ingin selalu mendapat keuntungan, dan berlaku sebaliknya, menghindari dari segala macam kerugian. Apa kerugian, asal kata rugi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kurang dari harga beli atau modalnya; tidak mendapat laba sedikitpun. Sedangkan menurut istilah, berarti lawan dari berutung, sesat, binasa, dan rusak. Dalam agama Islam, Allah berfirman, “Sungguh, manusia berada dalam kerugian” (QS. Al ‘Asr : 2). Kerugian menimpa manusia, baik ketika di dunia maupun akhirat, akibat hawa nafsu yang menyelubungi dirinya.

Baca Koran

Kerugian dalam perdagangan/usaha biasa, menurut peneliti ahli di bidang ekonomi, disebabkan lima faktor, yaitu: 1. Tidak memiliki ilmu atau pengetahuan pada bidang usahanya; 2. Kurangnya Latihan; 3. Merasa sudah telah berbuat sebaik-baiknya; 4. Merasa dirinya telah beruntung; 5. Tidak memiliki tekad dan keyakinan yang kuat.

Sedangkan menurut agama Islam, orang yang menderita kerugian adalah sebagaimana bunyi surat Al Asr ayat (3), “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran”. Mereka yang mengalami kerugian adalah yang tidak ber iman, tidak mengerjakan kebajikan, tidak mau memberi nasihat yang bersumber dari kebenaran, dan kesabaran.

Manusia yang tidak beriman, artinya manusia yang tidak mempercayai dan menyakin rukun Iman, sebagaimana diketahui Rukun Iman ada enam, yakni yaitu iman kepada Allah SWT, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, serta qada dan qadar. Keenam rukun iman tersebut wajib diyakini oleh umat Islam. Sudahkah orang yang mengaku ummat Islam menyakini itu, sehingga dalam setiap niat dan perbuatan mereka tidak akan me lakukan perbuatan yang mendatangkan murka Allah, karena bertentangan dengan ketentuan Allah. Yakinkah mereka bahwa Allah itu maha segalanya, sehingga apapun yang dikerjakan olah manusia akan diketahuinya. Atau sebaliknya karena manusia punya kuasa, harta berlimbah, jabatan yang dapat mengatur manusia lainnya, sehingga berlaku seolah penguasa tunggal yang semua katanya harus dilaksanakan, tak peduli apakah berlawanan dengan hukum, dan mendatangkan kemudharatan bagi manusia lain, segala niat perbuatannya hanya sesuai nafsu semata.

Baca Juga :  Akar Masalah Dunia Pendidikan

Jika itu yang terjadi, maka manusia itu dapat dikategorikan orang yang tidak beriman, ataau paling tidak ketika mereka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan agama, iman telah tergusur berkurang atau bahkan hilang. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi SAW, “Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri”. (Bukhari dan Muslim)

Apa yang menyebabkan hilang atau berkurang iman, yakni disebabkan faktor diri pribadi dan faktor luar. Faktor pribadi yang menyebabkan kurangnya iman : 1. Bodoh (jahil). Dengan ilmu manusia akan memahami tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu semata-mata hanya untuk mengabdi-Nya; 2. Lalai, berpaling, dan lupa. Kesibukan bisa menyebabkan manusia lalai, karena hati, fikirannya hanya memikirkan dunia; 3. Melakukan kemaksiatan dan perbuatan dosa. Semakin banyak kemaksiatan yang kita lakukan, semakin jauh hati dari hidayah/petunjuk kebenaran.

Faktor luar yang menyebabkan lemahnya iman : 1. Setan, sebagaimana firman Allah SWT, “…Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia”. (QS. Yusuf : 5); 2. Dunia dan fitnahnya. Sebagaimana firman Allah, “Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyaIah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat”. (QS. Ar Ra’d : 26); 3. Teman-teman yang jelek.

Iklan
Iklan