BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Badan Pembudayaan Perjuangan Provinsi Kalsel terus berupaya memperjuangkan agar tokoh-tokoh di Banua bisa menjadi pahlawan nasional.
“Sekarang ini kita mengusulkan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari sebagai pahlawan nasional. Sekarang kita tinggal menunggu keputusan dari pusat saja lagi,” papar Ketua I Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Perjuangan Provinsi Kalsel, Dr H Zulfadli Gazali, MSi.
Zulfadli menyampaikan hal itu sebagai nara sumber diacara Sosialisasi Semangat Nilai Kejuangan 45 melalui kekuatan rakyat Banua dengan tema Satukan Pemikiran dan Kekuatan Semangat Mewujudkan DHD 45 yang Berdayaguna untuk Kemaslahatan Banua yang berlangsung di Rodhita Hotel Banjarmasin, Senin (28/10/2024).
Ditambahkannya, persyaratan menjadi pahlawan nasional sudah dilengkapi dan tinggal vertikal dari pusat saja lagi.
Selain Syekh Arsyad Al-Banjari, lanjut dia, pihanya juga mengusulkan tokoh-tokoh dan pejuang terdahuku seperti mantan Ketua MUI pusat Hamidhan dan lain-lain.
Selain itu, lanjut Zulfadli, DHD Provinsi Kalsel juga secara rutin melakuka sosialisasikan jiwa semangat nilai-nilai perjuangan 45 sehingga menjadi karakter bangsa lah untuk generasi penerus bangsa
“Program kita salah satunya sosialisasi pengenalan -pengenalan pahlawan ke sekolah-sekolah, kampus dan lain-lain. Ini untuk mengingatkan kepada generasi muda kita supaya mereka tahulah siapa pahlawan kita dan bagaimana perjuangan masa lalu,” ujarnya
Selain itu, kata Zulfadli, pihaknya juga mencetak beberapa buku ya ng berkaitan dengan pahlawan dan orang-orang yang pernah berjasa di Kalsel.
“Biar anak cucu kita tahu siapa pahlawan dan tokoh Banua itu,” tandasnya.
Nara sumber lainnya, Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Provinsi Kalsel Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta, MSi mengungkapkan para pejuang telah melaksanakan tugas beliau yang luar biasa, sampai korban jiwa.
“Jadi sekarang kita sudah merdeka dan hasil kerja mereka dan kitalah yang mengisi kemerdekaan itu,” ujarnya
Nah supaya nilai perjuangan 45 ini tetap eksis sepanjang masa, lanjut Hatta, perlum membentuk organisasi seperi ini dan setiap anggota akan terus mengingatkan dan menyampaikan perjuangan tersebut.
“Memang kita lebih menekankan ke nilai-nilai perjuangan 45, jasa-jasa pahlawan agar tidak kita lupakan di dalam membangun negara indonesia. Mestinya nilai-nilsi perjuangan 45 yang menjadi dasar kita untuk melakukan sesuatu kegiatan. Supaya bisa menghindari pembuatan tercela,” ujarnya
Ditambahkan mantan Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Indonesia Bersatu II dan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia ini, kalau lupa sama pahlawan seolah-olah kaya kita yang memiliknya padahal ini hasil perjuangaj mereka.
“Jadi untuk itu kita harus bekerja dengan baik, kalau bisa jangan ada sifat tercela seperti korupsi atau apa,” tandasnya.
Dikesempatan itu, Hatta juga bercerita bagaimana dirinya sewaktu menjadi menteri Lingkungan Hidup menolak secara halus saat ada yang akan meminta menjual pasir ke Singapura.
“Alhamdulillah, dengan pendekatan dan berbicara secara baik-baik, pasir laut milik tidak dijual ke negara tetangga,” ungkapnya.
Selain itu ada nara sumber sejarawan Kalsel Drs H Wajedi Amberi, dari Korem 101 Antasari dan Kesbangpol Kalsel. (ful/KPO-3)