Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Tradisi Manyipet Dilombakan di Ajang Festival Budaya Isen Mulang

×

Tradisi Manyipet Dilombakan di Ajang Festival Budaya Isen Mulang

Sebarkan artikel ini
IMG 20250523 WA0031
MENYIPET - Suasana lomba menyipet yang merupakan tradisi warisan leluhur Dayak yang perlu dilestarikan. (Kalimantanpost.com/repro humas Kalteng).

PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Tradisi manyipet warisan leluhur masyarakat Dayak kembali menjadi perhatian dan perlombaan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025, yang dipusatkan di Stadion Tuah Pahoe, Rabu (21/5/2025)

Ajang adu ketangkasan menyumpit tersebut tak sekadar perlombaan, tetapi juga bentuk pelestarian budaya warisan leluhur, untuk memeriahkan HUT Kalteng ke-68 tahun 2025.

Baca Koran

Sipet, merupakan senjata khas suku Dayak yang ditiup untuk memantulkan semacam anak panahnya, dahulu digunakan untuk berburu dan bertahan saat perang

Untuk mewarisinya ke generasi penerus kini ditampilkan sebagai olahraga tradisional yang memupuk rasa cinta terhadap budaya lokal.

Lomba manyipet diikuti peserta dari 12 kabupaten/kota di Kalteng, baik putra maupun putri. Daerah yang ambil bagian antara lain Palangka Raya, Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Selatan, Barito Utara, Barito Timur, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, dan Gunung Mas.

Tiga orang juri ditunjuk untuk menilai ketepatan tembakan peserta, yakni Jani Saputra, Sudianto, dan Peggi Aditya. Sistem penilaian menggunakan poin berdasarkan target berbentuk lingkaran bernomor 1 hingga 10, dengan skor tertinggi adalah 10.

Sipet atau sumpit terbuat dari kayu, sementara anak sumpit (damek) dibuat dari bambu atau bahan lain. Panjang sumpit antara 150–250 cm dan anak sumpit antara 15–25 cm. Pelimpingnya dari bahan kertas atau palawi dan disiapkan sendiri oleh peserta.

Setiap peserta diberi lima rambahan, satu rambahan terdiri atas lima anak sumpit. Sasaran berada dalam posisi mendatar, dengan jarak tembak 25 meter untuk putra dan 20 meter untuk putri.

Koordinator lomba, Theresia Evita, mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana memperkenalkan senjata tradisional Dayak kepada generasi muda sebagai bagian dari identitas budaya Kalteng.

Baca Juga :  Reses Dapil II DPRD Kalteng Kritisi Program Food Estate

Untuk kategori putra, juara pertama diraih Kabupaten Katingan, disusul Seruyan, Kapuas, Palangka Raya, Lamandau dan Kotawaringin Barat.

Sementara di kategori putri, diraih Kabupaten Barito Utara, disusul Katingan, Barito Selatan, Murung Raya, Kotawaringin Barat, dan Pulang Pisau.

Penyerahan hadiah dilakukan Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Agung Catur Prabowo. (drt/KPO-4)

Iklan
Iklan