Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Hulu Sungai UtaraKabar Banua

Produk Olahan Itik Alabio Hanya ‘Jago Kandang’

×

Produk Olahan Itik Alabio Hanya ‘Jago Kandang’

Sebarkan artikel ini
Kop Hsu

Amuntai, KP – Produksi daging dan olahan daging Itik Alabio masih belum menjadi merk dagang (branding) di Kalimantan Selatan. Berbagai produk olahan Itik Alabio sebagian besar hanya dikenal dan diminati masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kepala Balai penelitian dan pengembangan daerah (Balitbangda) Kalimantan Selatan Muhammad Amin di Banjarbaru Kamis mengatakan, jika produk olahan Itik alabio hanya disukai di masyarakat Kabupaten HSU.

Baca Koran

“Kalau diibaratkan produk olahan Itik Alabio hanya ‘jago kandang’ belum begitu brand di masyarakat luar HSU,” kata Amin.

Bahkan sekarang ini, kata Amin, justru popularitas produk olahan bebek sinjay, peking dan lainnya yang lebih dikenal masyarakat dan pecinta kuliner.

Cheef Agus Sasirangan mengatakan, berbagai olahan Itik Alabio harus disesuaikan dengan cita rasa secara umum masyarakat Indonesia agar bisa dipasarkan lebih luas.

“Pengolahan dan pengemasan produk olahan Itik Alabio harus diperhatikan agar secara cita rasa dan kemasan menarik selera,” ujar Agus.

Agus yang menjadi nara sumber pada seminar di Aula Balitbangda mengatakan, pengolahan produk itik alabio jangan hanya menyesuaikan dengan ‘lidah’ atau cita rasa masyarakat Hulu Sungai Utara (HSU) melainkan cita rasa masyarakat Indonesia pada umumnya.

Diakuinya jika produk olahan Itik Alabio kurang branding diantaranya juga disebabkan karena kurang diperkenalkan secara trend melalui media sosial atau internet.

“Di era digital saat ini perlu secara terus menerus diperkenalkan kepada generasi milineal khususnya mengenai produk Itik Alabio, perbedaan dan kelebihannya dibanding produk sejenis lainnya,” kata Agus.

Hasil kajian tim peneliti yang fasilitasi Balitbangda Kalsel menemukan fakta bahwa para peternak Itik alabio pada umumnya lebih memprioritaskan penjualan produk telor itik ketimbang daging dan olahannya.

“Karena usaha telor itik lebih menguntungkan dengan biaya produksi lebih kecil,” ujar satu peneliti Siska Fitriyanti.

Baca Juga :  Bupati dan Wabup HSU Ajak Ciptakan Birokrasi yang Baik

Hasil kajian penelitian Itik Alabio disampaikan pada seminar akhir kajian branding dan produk olahan Itik alabio yang dilaksanakan di Aula Balitbangda Kalsel di Banjarbaru, Kamis (24/10).

Seminar dihadiri pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten HSU Yuli Hertawan, Plt Kepala Bapelitbangda HSU  Ir Hj Inna Wahyudiaty, Kabid Peternakan Ahmad Rijani dan Kasubid pengembangan ekonomi Bappelitbang HSU Burhanuddin.

Berbagai masalah terkait pengembangan produk olahan Itik Alabio dibahas dalam kajian seminarnya. Beberapa saran dan masukan disampaikan oleh peserta dan tim peneliti. Bahkan chef Agus Sasirangan memberikan tips cara pengolahan daging Itik Alabiio.

Kepala Balitbangda Kalsel mengajak semua pihak untuk lebih mempopulerkan produk olahan tik Alabio sebagai kuliner khas Kalsel, menyongsong dicanangkannya destinasi wisata Kalsel. (ant/K-6)

Iklan
Iklan