PERISTIWA yang sempat mendunia di tahun 2010 yakni erupsinya Gunung Merapi yang merupakan salah gunung aktif di dunia, kejadian bulan April tersebut sempat menggegerkan warga Jogja, pasal sang penjaga Merapi turut menjadi korban, Mbah Marijan, Roso-roso.
Kini setelah musibah tersebut, kehidupan masyarakat sekitar Gunung Merapi di Kebupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) kembali mengeliat disektor ekonomi, bukan saja di sektor pariwisata yang memanfaatkan erupsi tersebut tetapi disektor lainnya dari effek multifungsi pariwisata, adanya warung makan, penginapan serta pedagang souvenir bermunculan, tak kalah hebatnya adalah tersedia seribu lebih kendaraan jeep berbagai merk. Kendaraan tersebut akan mengajak beradventur ke lereng merapi untuk melihat dari dekat dari dampak erupsi tersebut.
Bukan saja itu sektor pariwisata yang agak menonjol, akibat erupsi gunung ini yang meninggal jutaan kubik pasir dan batu, menurut salah seorang penduduk setempat setiap hari ratusan truk keluar masuki mengangkut material batu dan pasir keluar dari lereng mereka.
Jeep yang disediakan warga tersebut untuk berpetualangan di lereng merapi, sudah ada harga yang ditetapkan sesuai obyek yang akan dituju. Untuk sebuah jeep dengan kapasitas empat orang, untuk tiga obyek dipatok harga Rp350.000, bila obyek lebih banyak maka harga bisa mencapai Rp550.000.
Menurut warga, lebih 50 persen jalan tol yang dibangun di Jawa Tengah bahan baku pasir dan batunya berasal dari lereng merapi.
Untuk bertualang di lereng merapi sudah tersedia ribuan jeep untuk membawa wisatawan melihat dari dekat beberapa obyek diantaranya museum sederhana yang menyimpan beberapa koleksi harta yang tertinggal, tetapi sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Bisa dibayangkan luncuran awan panas yang melelahkan segala benda benda rumah tangga sampai ternak warga yang mati terpanggang. Dalam museum sederhana ini yang diberi nama ‘Museum Mini Sihartaku’ terdapat peralatan dapur dari metal yang bentuknya sudah tak beraturan. Sementara di sudut lain tampak tulang hewan ternak warga, dibagian lain sepeda motor hanya tinggal kerangkanya saja.
Dari museum, rombongan studi tour awak media yang tergabung di Press Room Balaikota Banjarmasin, menuju bangunan lubang perlindungan bila merapi erupsi, ternyata bangunan tersebut sudah memakan korban dua relawan ketika merapi erupsi di tahun 2006. Belajar dari kejadian tahun 2006 tersebut, kini lubang perlindungan tersebut yang bangunan beton yang kokoh hanya tinggal kenangan karena tidak dipergunakan lagi.
Sangat disayangkan untuk menuju obyek yang akan dikunjungi tidak semuanya jalan yang dilalui beraspal mulus ada sebagian hanya batu batu yang tidak rata sehingga goyangan keras sering dialami penumpang jeep. Pada musim kemarau debu berterbangan dan musim hujan becek. Tetapi peserta tour jangan khawatir sebelum berangkat setiap penumpang sudah diberikan masker.
Mungkin inilah berkah-berkah setelah erupsi, seperti yang pernah dikatakan oleh seorang pejabat di Provinsui DIJ, ‘erupsi Merapi bukan bencana tetapi dibalik itu banyak berkahnya’. (GH Hidayatullah/K-5)