Banjarmasin, KP – Soal Covid-19, yang kini melanda umat di dunia, Guru Muhammad Bakhiet atau lebih dikenal masyarakat luas dengan guru Bakhiet, tunda pengajian dan cemarahnya di berbagai daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Salah satu tokoh ulama di Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ini, tunda pengajian dan cemarahnya, sampai waktu ditentukan.
Semua semata demi dukung maklumat dan imbauan pemerintah.
Itu tak lain soal wabah virus corona atau covid-19, yang saat ini menjadikan kegelisahan masyarakat luas yang hampir di seluruh dunia.
Dalam penyataannya, Guru Bakhiet, mendukung tentang imbauan pemerintah, untuk tiadakan acara sifatnya menghadirkan banyak orang itu diliburkan.
Ada beberapa daerah seperti di Barabai, Balangan, di Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala, yang biasa dilakukan dari malam Selasa, Hari Rabu, Kamis malam dan malam Ahad (minggu) diliburkan oleh pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim Nurul Muhibbin Barabai ini.
Guru Bakhiet juga mengajak jamaah, perbanyak istighfar, taubat kepada Allah, perbanyak sadakah, maka dengan demian Allah akan juahkan berbagai macam bala dan bencana.
Dan, tawasul kepada dan Rasullah SAW dan para ahli badar agar hajat segera terkabul.
“Hukumnya sangat dianjurkan dalam Islam dan semoga yang menimpa kita dan dunia dianggkat dari Allah.
Dan Insya Allah jika sudah memungkinkan, pengajian kita akan kembali lagi mulai tanggal 8 Juni 2020,” ucapnya.
Sebelumnya, edaran upaya pencegahan terhadap wabah virus corona juga dari PWNU Kalsel untuk PCNU Kab/Kota maupun jama’ah Nahdlatul Ulama se-Kalsel.
Intinya dalam edaran ditandatangani Ketua Tanfidziyah PWNU Kalsel, Drs H Abdul Haris Makkie M.SI, mendukung upaya pemerintah untuk melakukan pengendalian penyakit pada masa tanggap darurat.
PWNU Kalsel juga menghimbau kepada jajaran Cabang sampai Ranting NU se-Kalsel mensosialisasikan penundaan (selama 2 minggu) kegiatan pengajian, tahlilan, yasinan, majelis ta’lim dan kegiatan lainnya yang mengumpulkan banyak orang sebagai bentuk peran NU dalam memutus rantai penularan agar penyakit ini.
Menjaga kebersihan, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kontak fisik dengan orang lain serta berkumpul dengan orang banyak.
Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan shalawat seperti Burdah atau Dalail, atau pembacaan Ratib dan Hizib untuk menolak bala dan wabah sebagaimana yang diijazahkan Abah Guru Sekumpul dan dilaksanakan di rumah masing-masing.
Hal sama menurut Kapolda Kalsel, Irjen Po Yazid Fanani melalui Kabid Humas, Kombes Pol M Rifai, bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia juga telah mengeluarkan maklumat tidak mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam
jumlah banyak, baik di tempat umum maupun di lingkungan sendiri.
Yaitu pertemuan sosial, budaya, keagamaan dan aliran kepercayaan dalam bentuk seminar, lokakarya, sarasehan dan kegiatan lainnya yang sejenis.
Apalagi kegiatan konser musik, pekan raya, festival, bazaar, pasar malam, pameran, dan resepsi keluarga dan lainnya.
“Intinya tetap tenang dan tidak panik serta lebih meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing,” ujar Kombes Pol M Rifai. (K-2)