214 Santri Memasuki ‘Zona Merah’ di Banjarmasin

Banjarmasin, KP – Santri itu datang dari Kabupaten Banjar berstatus ‘zona hijau’ Covid-19 dan Kota Banjarmasin yang sudah berstatus ‘zona merah’.

Ada sebelas minibus dari Kabupaten Banjar tiba secara berurutan di Terminal Km 6 Banjarmasin, Selasa (14/4).

Minibus ini mengakut 214 santriwati asal Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Hijrah Putri, yang baru saja memasuki masa libur belajar menjelang Ramadan.

Kepulangan mereka ke rumah memang tak seperti biasanya.

Tak ada istilah pulang sendiri, atau dijemput orangtua di Ponpes.

Jauh-jauh hari pengurus Ponpes bersurat ke Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin terkait rencana pemulangan santriwati ini.

Mereka rupanya paham betul soal aturan pencegahan penularan Covid-19, yang saat ini diterapkan Pemko.

Para santriwati ini harus melalui proses pemeriksaan sesuai protokol kesehatan penanganan Covid-19.

Mengingat, Banjarmasin sudah memperketat pintu keluar masuk kota.

Satu per satu santri diperiksa kesehatanya, saat turun dari minibus satu persatu ditanya terkait apakah ada keluhan demam, batuk, flu atau pilek.

Suhu tubuh mereka di cek satu per satu dengan thermogun (alat pengukur suhu tubuh) untuk memastikan kembali kesehatannya.

“Mereka harus diskrining. Tapi ini skrini cepat saja,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Banjarmasin, dr Bandiyah Marifah.

Bandiyah mengatakan, meski santriwati ini datang dari ‘zona hijau’ Covid – 19, pemeriksan memang harus tetap dilakukan untuk memastikan di antara mereka tak ada yang terpapar.

“Setelah di cek kalau ada yang bergejala langsung dipisah.

Kalau ada yang gejala kita lihat ringan atau berat. Kalau berat di rujuk ke rumah sakit,” jelasnya.

Berita Lainnya
1 dari 2,797

Lantas apakah mereka juga masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP). Karena datang dari ‘zona hijau’ tentunya tak semua dinyatakan sebagai ODP.

Mereka penetapan ODP hanya bagi yang bergejala. Karena mereka sudah masuk Banjarmasin yang berstatus ‘zona merah’.

“Mereka sebenarnya datang dari daerah yang tak berisiko. Karena sebenarnya yang berisiko Banjarmasin,” ucapnya.

Lebih jauh Bandiyah menjelaskan, selain menjalani skrining para santriwati ini juga diberikan edukasi terkait apa yang harus mereka lakukan setibanya di rumah.

“Mereka juga diberi edukasi apa saja yang harus dilakukan di rumah.

Soal jaga jarak, menjaga kesehatan. dan bagi yang bergejala ringan harus karantina mandiri di rumah selama 14 hari,” imbuhnya.

Adapun Narahubung Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri, Cecep Wardani mengatakan, sedikitnya da sekitar 2.000 santriwati yang dipulangkan salah satunya kloter Banjarmasin.

“Sekitar dua ribu yang dipulangkan. Tadi pagi Kalimantan Timur, dan sekitar pukul11. 30 tadi Banjarmasin ada 214 santri plus 11 pendamping. Jadi per kloter,” ungkapnya.

Selain itu para santriwati ini juga sebenarnya sudah menjalani masa karantina di Ponpes sekitar tiga minggu. Kemudian sebelum dipulangkan mereka juga diskrining terlebih dahulu.

“Sebenarnya mereka di pondok sudah dikarantina. Pagi tadi juga sudah diperiksa di pondok. Jadi tiba di Terminal di skrining lagi,” katanya.

Selain itu, terkait tempat kedatangan santriwati ini juga sempan melalui beberapa pertimbangan.

Ada tiga lokasi awal rencana penurunan, akan tetap setelah melalui rapat Gugus Tugas Covid – 19 Banjarmasin diputuskan di Terminal Km 6.

“Jadi ada tiga tempat pertimbangan. Pertama di lapangan di wilayah Basirih tapi sulit.

Kemudian sabilal tapi juga agak krodit di sana.

Di samping rumah pak walikota juga. Tapi Setelah rapat dengan Tim Gugus Tugas maka disepakati di sini,” pungkasnya. (sah/K-2)

Berlangganan via E-MAIL
Berlangganan via E-MAIL
Berita Menarik Lainnya

Situs ini menggunakan Cookie untuk meningkatkan Kecepatan Akses Anda. Silahkan Anda Setujui atau Abaikan saja.. Terima Selengkapnya