Banjarmasin, KP – Jahe salah satu bumbu dapur, di Banjarmasin mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi.
Hal ini dikeluhkan ibu rumah tangga dan UMKM penjual ronde, jahe bertahan diharga Rp100 ribu perkilo dari normalnya hanya Rp35.000,-.
Dikatakan Imah penjual rempah-rempah kawasan Pasar Lama, Rabu (27/5), salah satunya rempah jahe merah jika sebelum pandemi virus Corona merebak, per kilogramnya hanya Rp 35 ribu saja, kini meroket menjadi Rp 100 ribu perkilo.
Dengan harga mahal seperti ini jarang yang membeli 1 kilo paling banyak ibu-ibu membeli 1/2 dan 1/4 kilo saja untuk UMKM pembuat ronde dan Susu Telur Madu Jaher (STMJ).
“ Saya juga bingung sejak marak Covid 19 ini harga jahe merah dan putih melambung sejak dari para pedagang besar namun hingga saat ini warga masih banyak yang membeli,” sebutnya.
Walaupun harga jahe merah mahal hingga Rp 100 ribu namun pembelinya masih banyak baik ibu-ibu dan kalangan anak muda sedangkan jahe putih masih murah dijual sekitar Rp 40 sekilo dan peminatnya sedikit beda dengan jahe merah.
Menurutnya Imas, selain banyak dicari konsumen, jahenya juga sedikit yang dapat didagangkan karena memang jenis bumbu tersebut harus didatangkan dari luar pulau, sehingga bila Jawa sudah melambung disini pasti kena dampaknya.
Sony warga Kampung Arab kepada wartawan menjelaskan, ia setiap minggu membeli jahe merah sekitar 1 kilo karena hampir semua anak dan suaminya minum jahe anget dicampur madu obat mencegah virus corona.
Misdi penjual Ronde dan STMJ muka Sutoyo S menyebutkan, ia cukup banyak membeli jahe hingga 3 kilo meskipun harga jahe merah masih mahal saat pandemi corona saat ini untuk campuran ronde dan STMJ nya.
Jadi jangan heran komoditi Jawa jenis ini sedikit lebih mahal dari biasanya saat virus ini lagi marak apalagi agen-agen besar banyak menutup toko dan gudangnya,” jelas bapa 3 anak ini. (hif/K-1)
