Iklan
Iklan
Iklan
Banjarmasin

RSUD Kekurangan dan Minta Tambahan Tenaga Medis

×

RSUD Kekurangan dan Minta Tambahan Tenaga Medis

Sebarkan artikel ini
DIALOG KEBEBASAN PERS- Fokus group discussion (FGD) yang dilaksanakan Dewan Pers bekerjasama dengan PT Sucofindo secara online dengan informan ahli tentang kebebasan pers di Kalsel, Kamis (2/7/2020). (KP/Istimewa)

Banjarmasin, KP – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah masih kekurangan tenaga medis. Alhasil, pihak manajemen harus mengajukan penambahan untuk tenaga medis tersebut ke Pemko Banjarmasin. 

Sedikitnya ada 100 tenaga medis yang diajukan untuk menambah kekurangan ini. Mereka terdiri  dari dokter paru, dokter umum, perawat, bidan, hingga bidang administrasi. 

Android

“Usulan sudah kami ajukan ke Dinkes,” ujar Direktur Utama RSUD Sultan Suriansyah dr Sukotjo Hartono, Kamis (02/06/2020).

Sukotjo menjelaskan, penambahan tenaga medis ini memang sangat diperlukan. Mengingat saat ini pihaknya tengah mempersiapkan rumah sakit milik Pemko tersebut sebagai rumah sakit rujukan pasien virus Corona atau CoVID-19. 

Di samping untuk memenuhi keperluan persiapan rumah sakit rujukan, penambahan ini juga guna menutupi kekurangan akibat beberapa tenaga medis di rumah sakit tersebut sebagian juga turut terpapar virus Corona. 

“Pertama untuk persiapan Rumah Sakit Sultan Suriansyah sabagai rumah sakit rujukan yang targetnya memilik seratus bed. Ditambah menutupi tenaga kesehatan yang terpapar,” jelasnya. 

Manajemen Rumah Sakit Sultan Suriansyah memang telah melakukan penelusuran kausus penularan virus Corona di internalnya. Dari 427 karyawan yang menjalani rapid test, sedikitnya ada 65 yang dinyatakan reaktif. Dan dari yang reaktif tersebut 11 orang dinyatakan positif. 

Terpisah, Walikota Ibnu Sina menjelaskan bahwa nota dinas penambahan tenaga medis tersebut sudah diajukan dinas kesehatan. “Kita membuka kembali untuk memberi kesempatan tenaga kesehatan bisa membantu di sana,” ujarnya.

Selain untuk membantu di rumah sakit, para tenaga medis yang direkrut ini juga bakal ditempatkan di rumah karantina. Sebab saat ini Pemko sedang berupaya untuk menambah rumah karantina dengan memanfaatkan balai milik Kementrian Sosial.

“Karena kita juga ada minta izin ke menteri sosial untuk menggunakan balai sosial sebagai tempat rumah karantina. Suratnya sudah kami ajukan,” jelasnya.

Lebih lanjut Ibnu menjelaskan, adapun status para tenaga medis yang diterima nantinya bakal ditetapkan sebagai pegawai kontrak. 

“Kemungkinan hari ini sudah diumumkan (perekrutan,red). Untuk statusnya nanti sebagai pegawai kontrak,” pungkasnya.

Sekarang, yang menjadi permasalahan berapa banyak tenaga medis, khusunya untuk dokter spesialai paru yang saat ini tersedia?

Hingga saat ini dokter paru di Kalimantan Selatan hanya 17 orang untuk menangani ribuan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan di Kalsel. 

Artinya, besar kemungkinan keperluan Rumah Sakit Sultan Suriansyah tampaknya sulit terpenuhi. Bahkan untuk penangan pasien  Corona sampai-sampai harus menerjunkan dokter penyakit dalam.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Kalsel, dr Abimanyu mengungkapkan, hal ini harus dilakukan mengingat jika tak demikian dokter paru bakal kewalahan.

“Memang tidak semua dari dokter spesialis penyakit dalam, tapi kalau kita membiarkan teman-teman kita yang hanya di spesialis paru untuk menangani pasien Covid-19 itu kasihan,” katanya.

Apalagi, lanjut Abimanyu, tidak semua dokter spesialis paru ada di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Kalsel. Sehingga ia menyarankan, pasien Covid-19 yang terindikasi bergejala ringan sebaiknya hanya dilakukan isolasi mandiri dengan pengawasan yang ketat oleh gugus tugas setempat.

“Kalau gejala ringan itu di isolasi mandiri saja, tetapi dengan pengawasan yang ketat. Supaya pelayanan di rumah sakit rujukan optimal, sehingga tidak ada yang menunggu lagi,” harapnya. (sah/K-3)

Iklan
Iklan