Iklan
Iklan
Iklan
HUKUM & PERISTIWA

Masa Pandemi, Orderan Kain Sasirangan Menurun

×

Masa Pandemi, Orderan Kain Sasirangan Menurun

Sebarkan artikel ini
MENURUN - Herry Razak salah seorang pengrajin kain sasirangan mengakui selama pandemi produknya menurun drastris, tetapi ia tetap mengeluguti usaha sasirangan ini. (KP/Opiq)

Banjarmasin, KP – Kain Sasirangan yang merupakan kain khas Kalimantan Selatan ini cukup banyak peminatnya. Pembeli yang datang tak hanya warga Banua, tapi juga turis lokal domestik dan mancanegara.

Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, hingga ke pelosok-pelosok daerah, semua aspek kehidupan seakan lumpuh. Termasuk sektor perkonomian yang terhantam sangat kuat.

Android

Dampaknya, juga dirasakan para pelaku UMKM di Banjarmasin. Dimana perputaran ekonomi tersendat-tersendat, bahkan ada yang terhenti. Banyak pelaku usaha yang bangkrut, tak sedikit pula bisnisnya yang gulung tikar. Untuk bertahan, perlu kekuatan dan keyakinan dalam menjalaninya.

Seperti, Herry Razak salah seorang pengrajin kain sasirangan yang masih setia menggeluti seni pewarnaan kain ini. Meski orderan tak seramai kala sebelum pandemi Covid-19, tapi ia tetap menekuninya.

“Dulu, sebelum wabah Corona, dalam sebulan saya bisa mengerjakan orderan hingga 40 lembar kain, paling minim 20 lembar kain. Motifnya, tergantung permintaan si pemesan. Tapi, saat ini kondisinya jauh berbeda. Orderan kain sasirangan jauh sekali berkurang, bahkan turun hingga 80 persen,” ujar Herry saat ditemui di rumahnya di jalan Belitung Darat Gang Rahayu No. 21 Rt. 18 Rw. 02, Banjarmasin, Minggu (22/11).

Saat ini, lanjutnya, pedagang kain sasirangan yang biasanya order ditempatnya mengurangi pesanan. Itu juga, karena mereka mengalami permasalahan yang sama, yakni jumlah pembeli yang semakin berkurang.

“Even-even banyak ditiadakan, seperti sekolah dan kampus yang tak menjalankan poses belajar mengajar tatap muka, acara perkawinan, kegiatan kedinasan dan agenda lain yang mesti diundur atau dibatalkan. Otomatis lah, secara tidak langsung berpengaruh juga bagi pengrajin sasirangan. Biasanya kan ada saja, sekolah yang order kain sasirangan setiap tahun ajaran baru, atau karyawan perusahaan yang membeli secara kolektif,” jelasnya.

Selama ini, dalam membuat kain sasirangan, Herry hanya bekerja sendiri, tanpa memperkerjakan karyawan. Biasanya, dia sering menggunakan kain berbahan katun primisima, harganya mulai dari Rp 150.000 untuk ukuran 2 meter. Satunya lagi, memakai kain katun sutera, harganya saya jual mulai dari Rp 300.000 ukuran 2 meter.

“Bahan kain yang digunakan dan motif yang sulit akan mempengaruhi harga jual. Makin mahal harga bahan kain dan tingkat kerumitan motifnya, akan semakin tinggi harga jualnya” terang pria ramah yang sudah belasan tahun menjadi pengrajin kain sasirangan.

Ia menceritakan, waktu semua masih berjalanan normal, ia pernah mengerjakan pesanan dari pemerintah kabupaten Tanah Laut sebanyak 170 lembar baju sasirangan. Dan sebuah lembaga organisasi di Banjarmasin sebanyak 150 lembar baju sasirangan.

“Iya, sebelum pandemi, orderan lumayan banyak. Kain sasirangannya saya kerjakan sendiri. Motifnya sesuai permintaan konsumen,” beber pemilik Adim Sasirangan ini.

Selama berkecimpung di dunia kain sasirangan, Herry juga tak pelit membagikan pengetahuannya dalam pembuatan kain sasirangan. Buktinya, ia sering diminta menjadi instruktur atau pelatih bagi masyarakat yang ingin jadi pengrajin sasirangan.

Bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Kota Banjarmasin, Herry diamanahi untuk menularkan ilmunya melalui pelatihan wirausaha baru pembuatan sasirangan dengan pewarna tekstil.

Keahlian Herry dalam membuat kain sasirangan, juga ia buktikan di ajang yang cukup bergengsi di Kota Banjarmasin. Ia pernah meraih Juara Harapan III dalam Lomba Design Sasirangan pada Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) tahun 2018 dan Juara Favorit di ajang yang sama pada tahun 2019.

“Pada BSF 2020, saya tidak bisa berpartisipasi, karena ada kesibukan lain. Padahal pengen juga ikut,” tuturnya seraya tersenyum.

Di akhir pembicaraan ringan itu, Herry berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat berlalu dan perekonomian bisa pulih seperti semula, khususnya bisnis kain sasirangan. “Semoga, semua kembali berjalan normal, masyarakat sehat dan roda perekonomian berputar lagi,” pungkasnya. (opq/K-1)

Iklan
Iklan