Banjarmasin, KP – Adanya keluhan warga Alalak Tengah mengenai macetnya distribusi air bersih sehingga memaksa mereka menggunakan air sungai membuat manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih angkat bicara.
Senior Manager Produksi dan Distribusi PDAM Bandarmasih, Walino pun tak menampik bahwa wilayah yang masuk di Kecamatan Banjarmasin Utara itu memang sedang mengalami krisis distribusi air bersih dari pihaknya.
Setidaknya ada enam RT yang mengalami kesulitan air bersih. Yakni RT 10, RT 11, RT 12, RT 13, RT 14 dan RT 15.
Dijelaskannya, wilayah tersebut merupakan salah satu daerah paling ujung dan yang paling terdampak, apabila terjadi gangguan pipa besar distribusi air bersih.
“Memang ada terjadi kebocoran pada pipa distribusi. Di tempat itu paling ujung dan paling kritis kalau ada trouble. Sedangkan recoverynya juga paling belakang,” ucapnya, saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Senin (08/11) siang.
Ia mengaku, saat ini pihaknya telah melakukan beberapa upaya yang merupakan bentuk penanganan jangka pendek.
Pasalnya, ia menjelaskan, jika menunggu pergantian pipa untuk memperbaiki distribusi air bersih tersebut akan memakan waktu yang lama, sekitar satu bulan lamanya.
“Makanya kita juga sudah kirim mobil tangki supaya langsung mengena kepada warga, dibantu Ketua RT dan Tokoh masyarakat. Sesuai keperluan mereka,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya melalui tim juga telah mengevaluasi jaringan dan memaksimalkan fungsi jaringan. Yakni dengan mengkoneksikan dari jaringan pipa sekunder ke tersier.
“Sebelumnya koneksi yang digunakan dari sesama pipa tersier. Setelah diubah akhirnya mengalir air walaupun sedikit. Ketimbang sebelumnya tidak mengalir sama sekali,” terangnya.
“Kita juga sudah melakukan manajemen tekanan. Kita ratakan distribusi air dari satu tempat dengan tempat yang lainnya. Alias tidak ada lagi yang dominan dan tidak ada yang terlalu ketinggalan. Tapi lagi-lagi karena sifatnya jaringan kalau sama persis akhirnya susah,” tambahnya lagi.
=Selain itu, Walini melanjutkan, pihaknya juga telah menurunkan sebanyak 20 orang diturunkan ke lapangan pada Jumat (05/11) lalu, dengan data dan asumsi yang ada untuk memeriksa jaringan.
Alhasil, ditemukan sebanyak 18 titik kebocoran, yang sangat berarti di wilayah yang sangat kritis air bersih. Kemudian pihaknya pun langsung melakukan perbaikan, namun masih tertinggal 2 titik kebocoran.
“Nah dua titik ini yang masih kita kejar dan belum ditemukan titiknya. Memang sumber nya ada tapi titik tepatnya masih kita cari,” pungkasnya.
Lantas, apakah ada dispensasi berupa keringanan tagihan pembayaran bulanan bagi warga yang terdampak gangguan distribusi air bersih ini?
Terkait hal itu, Walino tidak bisa menegaskan bahwa mereka yang selama iji mengalami gangguan distribusi air bersih akan mendapat keringanan. Ia hanya meyakinkan bahwa pastinya akan disesuaikan dengan pemakaian.
“Kalau terbaca pemakaian 1 meter kubik maka itu lah yang dibayar. Sekarang dispensasi lain juga kita dropping mobil tangki air bersih secara gratis. Tinggal bagaimana pola membaginya saja,” tutupnya. (Zak/K-3)