Banjarmasin, KP – Ancaman banjir rupanya masih belum lepas untuk Kota Banjarmasin. Pasalnya, Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini masuk dalam daftar wilayah dengan status Siaga Banjir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain Banjarmasin, ada tiga kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Selatan juga ditetapkan BNPB dengan status yang sama, yakni Kabupaten Banjar, Barito Kuala (Batola dan Tanah Laut (Tala).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Fahrurraji mengatakan bahwa status kebencanaan yang ditetapkan BNPB tersebut hanya berlaku untuk satu hari saja. Yakni Rabu, 19 Januari 2022.
“Ini kan hanya perkiraan mereka (BNPB). Dan Alhamdulillah sampai sekarang apa yang dikhawatirkan dengan penetapan status itu tidak terjadi,” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Rabu (19/1) sore.
Kendati demikian, Fahrurraji menilai bahwa pihaknya tetap menjadikan pengumuman BNPB tersebut sebagai early warning system atau peringatan dini bagi Kota Banjarmasin dalam menghadapi ancaman banjir.
“Tetap jadi catatan khusus dan digarisbawahi bahwa kami harus siap dan mempersiapkan diri dalam menghadapi segala sesuatu terkait kebencanaan,” ujarnya.
Bukan tanpa alasan, ia melihat meski status Siaga Banjir BNPB tersebut hanya berlaku satu hari, dirinya melihat ancaman banjir di Kota Seribu Sungai ini masih tetap ada.
“Bisa jadi perhitungan BNPB ini tidak tepat tanggal 19, dan terjadi di hari-hari selanjutnya. Makanya kita tetap menyiagakan seluruh komponen kita dalam mengantisipasi ancaman ini,” ungkapnya.
Hal itu dikarenakan ketiga kabupaten yang masuk dalam daftar Siaga Banjir tadi memang menjadi patokan kondisi banjir di Bumi Kayuh Baimbai ini.
“Kita dikelilingi oleh tiga kabupaten tetangga ini. Misalnya tiga wilayah intu banjir, secara otomatis Banjarmasin juga akan terdampak. Makanya kita sangat bergantung dengan kondisi alam disana,” ujarnya.
Selain itu, Fahrurraji melanjutkan, prediksi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk wilayah Kalimantan Selatan masih akan dilanda hujan dengan intensitas tinggi.
“Curah hujan memang masih tinggi. Masa-masa kritis kita untuk musim penghujan ini ada di Januari sampai awal Februari. Setelah itu mulai menurun walaupun masih fluktuatif,” imbuhnya.
“Dan ini juga tidak lepas akibat adanya badai La Nina yang pengaruhnya diperkirakan sampai Mei 2022,” tambahnya.
Namun, pria dengan sapaan Razi itu membeberkan, bahwa dalam beberapa hari terakhir ketinggian permukaan air Sungai Martapura sedikit mengalami peningkatan.
“Dari pantauan kami di lapangan dari pintu air (samping markas BPBD Kota Banjarmasin) tadi malam sempat naik sampai 140 cm di atas permukaan laut. Biasanya paling tinggi itu 130 cm saja,” bebernya.
“Ini murni pengaruh pasang surut air laut, karena kondisi ketinggian air tadi malam hanya terjadi sampai pukul 9 malam. Lewat dari itu air susah mulai berangsur turun,” jelasnya.
“Pada intinya, Early Warning System dari BNPB ini akan terus berkembang. Hari ini statusnya siaga, besok bisa juga menurun atau hilang. Bahkan tidak menutup kemungkinan juga akan meningkat,” tambahnya lagi.
Lantas, apa yang sudah dilakukan BPBD Kota Banjarmasin sebagai langkah antisipasi menghadapi ancaman banjir tersebut?
Terkait hal itu, Razi mengklaim bahwa pihaknya sudah menghimpun banyak lokasi yang bakal dijadikan sebagai posko penampungan atau pengungsian bagi warga jika banjir memang benar-benar terjadi.
“Sudah kita tentukan di setiap kecamatan sampai ke tingkat kelurahan. Penentuan titik kita tetap kembali mengacu pada banjir awal tahun 2021 kemarin. Siapa tau yang kita tentukan itu juga akan kembali terdampak,” imbuhnya.
“Yang pasti setiap kantor kecamatan jadi posko induk di untuk tingkat kecamatan dalam penanganan banjir di wilayahnya,” tuntasnya. (Kin/K-3)