Iklan
Iklan
Iklan
EKONOMI

LPG 3 Kg Naik di Kalsel, Hiswana Migas : Masih Lebih Murah Dibanding Kalteng dan Kaltim

×

LPG 3 Kg Naik di Kalsel, Hiswana Migas : Masih Lebih Murah Dibanding Kalteng dan Kaltim

Sebarkan artikel ini
Hiswana Migas Kalsel menyambut baik kenaikan LPG 3 Kg yang dilakukan oleh Gubernur Kalsel. Plt. Ketua Hiswana Migas Kalsel, Syarifah Rugayah (tengah), didampingi sekretarisnya, HM Irfani (kanan), saat memberikan keterangan.

Banjarmasin, KP – Sesuai dengan SK Gubernur Kalimantan Selatan No 188.44/0385/kum/2022 tentang Penetapan HET Tertentu LPG 3 Kg, sejak 19 April 2022, saat ini HET LPG 3 Kg telah mengalami kenaikan dari Rp 17.500 menjadi Rp 18.500 per tabung.

Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalimantan Selatan (Kalsel) pun menyambut baik dengan adanya kenaikan tersebut.

Android

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Hiswana Migas Kalsel, Hj. Syarifah Rugayah, didampingi sekretarisnya, HM. Irfani, menyampaikan, sudah lama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel tidak menaikkan harga LPG bersubsidi ini.

“Di Kalsel, HET Rp 17.500 untuk LPG 3 kilogram ini sudah bertahan sejak 2015 atau tidak naik selama 7 tahun terakhir. Dan dan baru pada tahun 2022 ini ada kebijakan Gubernur Kalsel untuk menaikkannya,” ujar Syarifah, Jumat (13/5) sore.

Bahkan, katanya, di Kalimantan Tengah (Kalteng) HET untuk LPG tabung melon ini mencapai Rp 22.000 dan di Kalimantan Timur (Kaltim) juga lebih tinggi dari Kalsel, yakni sekitar Rp 19.500 per tabungnya.

Menurut Syarifah, sebelum resmi dinaikkan, Hiswana Migas Kalsel terlebih dulu telah menyosialisasikan kepada masyarakat, dan warga tak terlalu mempermasalahkan jika kenaikan LPG 3 Kg sampai Rp 20.000.

“Sebelum diterapkan HET Rp 18.500 ini, kami sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Bahkan, mereka juga tak terlalu mempermasalahkan jika naiknya sampai Rp 20.000, asalkan barangnya selalu tersedia di pangkalan,” ungkapnya.

“Dan jangan sampai akhirnya mereka membeli di warung-warung dengan harga Rp 25.000, Rp 30.000 atau lebih,” tambah Anggota Komisi IV DPRD Kalsel ini.

Penetapan HET LPG bersubsidi, lanjut Syarifah, merupakan kewenangan kepala daerah setempat, sementara untuk HET LPG nonsubsidi sepenuhnya diatur oleh BPH Migas.

“Gubernur Kalsel tidak ingin terlalu membebani masyarakat.
Jadi naiknya hanya Rp 1.000 saja,” imbuh Syarifah.

Namun, kata dia, kenaikan tersebut agen dan pangkalan untungnya sangat tipis, masing-masing hanya Rp 500 saja per tabung, mengingat banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak agen ataupun pangkalan.

Di sisi lain Hiswana selalu mengimbau pangkalan untuk terlebih dahulu melayani masyarakat yang memiliki kartu kendali LPG. Dan bagi masyarakat yang mampu agar tidak menggunakan LPG subsidi.

Termasuk rumah makan atau warung makan yang biasanya menggunakan LPG 5 Kg dan 12 Kg diharapkan tidak berpindah ke tabung 3 kg.

“Beli gas di pangkalan resmi saja. Kalau di eceran itu sudah di luar wewenang kami. Pengawasan kita hanya sampai pangkalan. Nah, kalau di pangkalan pasti tidak berani menjual melebihi herga eceran tertinggi (HET). Karena akan ada tindakan tegas jika melanggar aturan,” pungkasnya.

Sementara, Sekretaris Hiswana Migas Kalsel HM. Irfani, menuturkan, stok LPG di Kalsel cukup aman dan terkendali dalam memenuhi konsumsi masyarakat.

“Kebutuhan LPG 3 kg di Banjarmasin hampir 20.000 tabung dalam sehari, atau sekitar 500.000 tabung dalam sebulan. Kalau se-Kalsel sebanyak 92.000 tabung per hari,” terangnya. (Opq/K-1)

Iklan
Iklan