Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Dewan Keluhkan Pustu Kiham Batang Sudah Beberapa Tahun Tutup

×

Dewan Keluhkan Pustu Kiham Batang Sudah Beberapa Tahun Tutup

Sebarkan artikel ini
15 katingan 9
Anggota DPRD Katingan Sugianto. (kp/isnaeni)

Kasongan, KP – Kendati bangunan Pustu-nya sudah dibangun di Desa Kiham Batang Kecamatan Katingan Hulu, namun selama beberapa tahun ini tutup .

Kecuali ada momen atau ada kegiatan yang digelar oleh tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas dari ibukota Kecamatan Katingan Hulu atau dari Kabupaten. Misalnya, pelayanan kesehatan gratis atau sejenisnya.

Baca Koran

Demikian yang dikatakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kabupaten Katingan, Sugianto SH kepada sejumlah awak media, Senin siang (13/6/2022) di Kasongan.

Pasalnya, di Pustu tersebut menurut Sugianto nakes untuk melayani kesehatan (yankes) di desa tersebut belum ada. Baik yang berprofesi bidan maupun perawat. “Kasus ini kita temui saat kita melakukan kunjungan ke Pustu tersebut dalam rangka reses pekan lalu,” terang legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Bahkan, saat mengunjungi, Pustu tersebut dalam keadaan terkunci. Dan informasi yang didapat dari masyarakat setempat menurutnya Pustu tersebut sudah hampir empat tahun tidak operasional.

Memang, kabarnya, dalam beberapa waktu ini menurutnya akan ada penempatan bidan dan perawat di Pustu tersebut dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. “Semoga janji itu menjadi kenyataan,” harapnya.

Selanjutnya, untuk Pustu di Desa Ratapuka Kecamatan Katingan Hulu yang terbakar sejak tahun 2018 yang lalu atau sejak empat tahun yang lalu hingga kini, menurutnya belum ada keseriusan dari Dinkes setempat untuk memprogramkan pembangunan kembali. Padahal begitu penting mamfaatnya bagi masyarakat setempat. “Karena, bangunan tersebut menyangkut salah satu hajat hidup orang banyak, yang erat sekali hubungannya dengan kesehatan penduduk setempat,” ujarnya.

Terkait dengan keberadaan perawat dan bidan di bagian hulu Katingan, utamanya masyarakat yang tinggal di wilayah akses jalan daratnya tidak sebaik di ibukota kecamatan menuruthya keberadaan bidan dan perawat sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

Baca Juga :  Satgas PKH Sita 317 Ribu Hektare Aset Negara Dikuasai Ilegal

Kalau ibu-ibu ingin melahirkan secara normal, lanjutnya, mungkn masih ada bidan kampung. Tapi, jika melahirkan dalam keadaan emirgency, mau dibawa ke mana ?. Sedangkan di desa tersebut tidak ada bidan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan tidak ada alat kesehatan (alkes) yang memadai.

Jika ingin dibawa ke ibukota kecamatan Katingan yang ada Puskesmas beserta tenaga kesehatannya, terkendala akses jalannya. Karena, untuk menuju ke Puskesmas tersebut dengan menggunakan kelotok harus menempuh waktu perjalanan sekitar 6 jam. Itupun peralaran medisnya atau alkesnya belum tentu tersedia dengan lengkap. “Jangan-jangan harus dirujuk lagi ke RSUD Mas Amsyar yang ada di ibukota Kabupaten Katingan,” tuturnya. (Isn/K-10)

Iklan
Iklan