Iklan
Iklan
Iklan
HEADLINE

Terpaksa Tidur Berdempet Atap dan Pengantin Digenangan Air

×

Terpaksa Tidur Berdempet Atap dan Pengantin Digenangan Air

Sebarkan artikel ini
TARGETKAN - Ketua Partai Gerindra Hj Mariana menargetkan kursi Ketua DPRD Kalsel pada Pemilu 2024, didampingi Sekretaris M Alpiya Rahman, di sela senam sehat Indonesia Raya, Minggu (26/2). (KP/Yana)

Warga masih was-was terjadi kiriman air susulan

MARTAPURA, KP – Wilayah Kalsel (Kalimantan Selatan) kembali diterjang banjir akibat curah hujan tinggi dan luapan aliran sungai.

Android

Sabtu (25/2, giliran di Kabupaten HST (Hulu Sungai Tengah) dan HSS (Hulu Sungai Selatan), Kabupaten Banjar, Balangan dan sejumlah wilayah lainnya.

Sebelumnya wilayah Kota Banjarbaru seperti kawasan Kemuning.

Ketinggian air dari lutut orang dewasa hingga ada melebih, membuat harta-benda milik warga hanyut serta ada mengharuskan tidur bertenger di kayu yang dibuat pisisi dempet dengan atap rumah, karena di bawah dalam rumah penuh genangan air, seperti di wilayah HSS.

Dan ada pula pesta perkawinan, yang tak bisa dibatalkan mengharuskan pengantin bersanding di genangan air, seperti terjadi di Pengaron Kabupaten Banjar.

Kemudian Minggu (26/2) di Wilayah Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, juga dilanda banjir besar luapan air Sungai Riam Kiwa.

Sejumlah pihak seperti Kepolisian, TNI hingga instansi kecamatan, melakukan pemantauan ke sejumlah desa dan wilayah yang terdampak banjir.

Air masih menggenangi akses jalan utama di Kecamatan Pengaron yaitu di Desa Tunggul Nangka dengan ketinggian mencapai 100 centimeter.

“Tepatnya di samping rumah Pembakal Pengaron dengan ketinggian air mencapai 100 centimeter, sehingga akses jalan tidak dapat dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat,” tambah Kapolsek Pengaron, Ipda H Sahril.

Seperti di Desa Benteng, Desa Pengaron, Desa Lok Tunggul, Desa Lobang Baru, Desa Mangkauk dan Desa Lumpangi.

Dimana ketinggian air bervariasi, dari 10 centimeter hingga mencapai 100 centimeter.

“Untuk desa-desa lainnya kita terus melakukan pemantauan, harapan kami agar masyarakat tetap waspada dan segera mengungsi apabila genangan air mulai bertambah dalam,” ungkapnya

Sedangkan sejumlah desa di Kabupaten HSS seperti Disun Bukuanin, Desa Mawangi, Batu Bini, Batu Laki, Karang Jawa dan Mandapai Kecamatan Padang Batung.

Baca Juga:  Bumdes Desa Pararain Kembangkan Ikan Papuyu

Bahkan jalanan di wilayah Lok Binuang Kecamatan Telaga Langsat dan Kecamatan Angkinang hingga kota Kandangan, dilanda genangan air.

Pihak BPBD terjun ke lokasi banjir guna melakukan evakuasi warga yang membutuhkan pertolongan.

Hal sama di wilayah HST, terutama di daerah pengunungan Meratus dan Barabai akibat aliran Sungai Barabai mengalami peningkatan debit air.

terjangan banjir di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dataran rendah terutama Kecamatan Barabai dan Kecamatan Haruyan dan sebagian Kecamatan Pandawan.

“Bersiaga dan memonitor desa binaan yang terdampak banjir, sekaligus melaporkan langsung pada kesempatan pertaman tentang perkembangan situasi air.

Koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan di lapangan demi kelancaran tugas,” tambah Letkol Kav Gagang Prawardhana seraya imbau kepada warga masyarakat agar waspada.

Banjir juga berdampak pada ratusan hektare sawah di HSS

Mantan Ketua DPRD HSS, H Ardiansyah mengatakan, banjir sudah sekitar sepekan merendam anakan/tamanan padi yang berusia dua – tiga bulan.

Ia mengkhawatirkan, akibat rendaman air cukup lama atau bila sepekan banjir belum surut maka tanaman padi bisa busuk dan gagal panen.

Ardiansyah yang juga anggota Komisi III DPRD Kalsel memintakan perhatian pemerintah provinsi, khususnya terhadap kemungkinan gagal panen

Ratusan hektare sawah yang terkena bencana banjir tersebut antara lain di wilayah Kecamatan Kandangan, ibukota HSS, ungkapnya.

Masih was-was

Sedangkan berdasarkan data Pusat Pengedalian dan Operasional (Pusdalops) BPBD Provinsi Kalsel mengatakan, banjir ada akibat pengaruh pasang laut.

Hingga cuaca ekstrem menyebabkan sejumlah daerah di Kalsel mengalami bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor dan angin kencang.

“Cuaca buruk juga melanda wilayah perairan,” kata Kepala BPBD Kalsel, R Suria Fadliansyah.

Meski ketinggian air berangsur turun di sejumlah titik utamanya di Kabupaten Banjar, namun sebagian warga masih was-was terjadi kiriman air susulan.

Baca Juga:  Anak Pedagang Kayu Menjadi Taruna Akpol

Hal itu diakui Wahyu, warga Bincau, Kecamatan Martapura.

Menurutnya air di daerah ia tinggal masih cukup tinggi meski ada sedikit penurunan.

“Masih was-was jika hujan turun air akan meninggi lagi.

Belum lagi air di Kecamatan Pengaron informasinya mulai turun.

Biasanya jika air dari sana turun maka akan menyebabkan sungai di bawahnya kelebihan debit air,” katanya. (*/mns/net/K-2)

Iklan
Iklan