Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
HEADLINE

Cacat Prosedur Hingga Kritikan Konsisten ke Khitah

×

Cacat Prosedur Hingga Kritikan Konsisten ke Khitah

Sebarkan artikel ini
1 15 klm ilustrasi nahdlatul ulama 20170711 200940
Ilustrasi bendera NU

Menjadikan NU kembali ke khitah menjadi harapan kalangan nahdiyin

AMUNTAI, KP – Konferwil IX Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan (Kalsel) 2023 tiba-tiba dihentikan.

Baca Koran

Ini oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) karena adanya pelanggaran prosedur

Konferwil (Konferinsi Wilayah) telah dibuka sejak Jumat (9/6) berlangsung sampai Minggu (11/6) di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)

Namun Wakil Ketua Umum PWNU Kalsel 2018-2023, Nasrullah AR, secara langsung mengumumkan penghentian konferensi tersebut.

“Konferwil IX PWNU Kalsel ditunda dengan waktu yang tidak ditentukan,” kata Nasrullah AR.

Ia menyatakan ada kesalahan prosedur yang dilakukan oleh panitia, sehingga PBNU memutuskan untuk menghentikan kegiatan yang seharusnya memilih ketua tanfiziyah dan pengurus PWNU yang baru.

“Ada cacat prosedural sehingga tidak dimungkinkan untuk dilanjutkan,” jelasnya.

Selain itu, Sekretaris MUI Kalsel juga mengungkapkan alasan lain di balik pembekuan kegiatan Konferwil.

Yaitu adanya niat jahat dari pihak eksternal.

“Ada niat jahat di pihak eksternal yang juga menjadi pertimbangan,” tambahnya.

Namun, Nasrullah belum dapat memberikan penjelasan rinci mengenai pihak mana yang memiliki niat jahat terhadap Konferwil PWNU 2023 tersebut.

“Kronologisnya, baik faktor internal maupun eksternal, akan saya jelaskan secara lengkap nanti,” kata Steering Committe (SC) Konferwil IX PWNU Kalsel.

Meskipun konferensi resmi ditunda, Nasrullah menegaskan bahwa acara malam tetap berlangsung seperti pembukaan di panggung utama halaman Ponpes Rakha Amuntai.

Masyarakat dan peserta Konferwil akan dihibur dengan penampilan Al Barokah Gambus, Marching Band GP Ansor Alabio, penampilan juara, serta kesempatan memenangkan doorprize dan hadiah puluhan juta rupiah.

“Event ceremony tetap berlanjut, karena ini dalam rangka menghibur umat, dan Konferwil tidak ditutup melainkan ditunda,” tegasnya.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Tetapkan 10 Hari Cuti Bersama ASN Sepanjang 2025

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa kesalahan prosedur Konferwil antara lain terkait dokumen syarat peserta yang baru diserahkan saat Konferwil dimulai.

Padahal seharusnya diserahkan paling lambat sehari sebelum acara.

Selain itu, saat sidang pleno komisi penyaringan dan pemilihan Rais Syuriah menggunakan sistem ahlul halli wal aqdi (ahwa).

Tidak ada satu pun pemilik suara dari PCNU yang menyerahkan nama calon.

Beberapa nama sebelumnya masuk dalam bursa kandidat calon Ketua Tanfiziyah PWNU Kalimantan Selatan 2023-2028, termasuk KH Abdul Hasib Salim (petahana), Nasrullah AR (Wakil Ketua Umum), H Darul Quthni (Kepala BPM Sabilal Muhtadin Banjarmasin), HM Thambrin (Kepala Kemenag Kalsel), dan Dr Ahmad Fauzan Saleh (Ketua Warga Alumni Pondok Pesantren Darussalam Martapura).

Anggota Komisi VIII DPR RI, Saifulah Tamliha, juga secara terakhir masuk dalam bursa calon Ketua Tanfiziyah PWNU Kalsel periode 2023-2028, dengan keyakinan bahwa ia memiliki peluang untuk terpilih berdasarkan rekomendasi dari beberapa PCNU.

Sebanyak 13 perwakilan PCNU dari kabupaten dan kota di Kalsel, termasuk 2 cabang istimewa Alabio dan Kelua, hadir dalam acara tersebut.

Ke khitah

Diketahui, selama ini NU menjadi magnet banyak pihak untuk menakhodai, bahkan masuk dalam ranah-ranah politik yang terang benderang.

Sehingga menjadikan NU kembali ke khitah menjadi harapan kalangan nahdiyin.

Baik menengah hingga akar rumput dan para santri yang tersebar di seluruh Kalsel.

Ini pandangan dan harapan diungkapkan Tuan Guru H Ahmad Supian Al-Banjari.

“Kira kita patut mendengarkan harapan warga Nahdiyin yang menginginkan agar Ketua Tanfiziyah adalah harapan bersama warga Nahdiyin.

Bukan partisan partai politik apalagi kader dan anggota partai politik,” ungkapnya.

Ia berharap, ini semestinya tetap konsisten ke khitah.

Dimana pemimpin NU di tingkat wilayah adalah figur yang menjadikan nuansa kebatinan umat merasa terayomi, bukan terkotak lantaran hal-hal politik.

Baca Juga :  Pisah Sambut Kapolres Banjarbaru, Pemko Banjarbaru Terus Jalin Sinergi

“Seyogyanya kita turunkan tensi demi kepentingan yang lebih besar, lepaskan tarikan kepentingan politik apalagi dalam aturan pemilihan sudah sangat jelas batasan-batasan politik ini.

Jangan terulang lagi seperti perhelatan sebelumnya, yang mana warga nahdiyien sendiri yang dirugikan dan sulit membangun kebersamaan dalam rangka membesarkan NU di banua,” ucap Guru Supian.

Lebih lanjut dikatakan, tujuan didirikan NU sejak bawa ke banua oleh Tuan Guru Tuha Syech Abdul Qadir Hasan pendiri terdahulu dan generasi berikutnya adalah memberlakukan ajaran Islam yang menganut paham Ahlussunah Wal Jamaah serta menurut pada salah satu dari empat mazhab besar untuk mewujudkan tatanan masyarakat diridho Allah demi kemaslahatan Umat. (nov/net/K-2)

Iklan
Iklan