Banjarbaru, KP – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel bergerak cepat menindaklanjuti insiden berdarah di SMA Negeri 7 Banjarmasin.
Selain berupaya menangani korban penusukan yang masih dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin, Disdikbud Kalsel juga mengupayakan hal serupa tidak terjadi di kemudian hari.
Langkah antisipatif bakal diambil, yakni skreaning benda tajam tak lagi masuk ke sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kalsel Muhammadun, mendatangi sekolah tersebut untuk memastikan kondusifitas aktifitas belajar mengajar.
“Saya hari ini meninjau langsung, aktifitas belajar mengajar sudah berjalan seperti biasa, ada acara lomba dan kesenian,” kata pria yang akrab disapa Madun, Selasa (1/8).
Madun, mengaku akan memberikan atensi penuh terhadap sekolah-sekolah agar peristiwa ini tak terjadi lagi.
“Jelas saya sangat menyayangkan sekali kejadian ini dan menjadi evaluasi saya terhadap karakter peserta didik,” ucapnya.
Soal benda tajam yang tidak terdeteksi bisa masuk sekolah, Madun akan menginstruksikan agar sekolah memakai metal detector.
“Saya langsung instruksikan kabid saya untuk membeli detektor,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Kabid Bina SMA Disdikbud Kalsel, Dariatno Ngateno, mengaku sudah menyusun Langkah-langkah sesuai instruksi kepala dinas.
Ia menyebut pihaknya mulai memetakan pemasangan metal detector di SMA-SMA. “Beberapa sekolah akan dipasang metal detektor,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, lanjutnya, direncanakan pemasangan metal detektor pada 45 SMA terlebih dahulu.
Meski demikian, ujarnya, tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak sekolah lagi yang dipasang tergantung ketersediaan anggaran.
“Anggaran pemasangan metal detector kami usulkan pada anggaran perubahan. Mudah-mudahan bisa lebih banyak sekolah lagi yang dipasang, tergantung ketersediaan anggaran,” akunya.
Sebelumnya, seorang pelajar SMA di Banjarmasin harus dirawat di rumah sakit lantaran mendapat tusukan benda tajam dari temannya sendiri.
Korban berinisial MRN (15), langsung dievakuasi ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Sementara, pelaku berinisial ARR (15), sempat melarikan diri, namun tak butuh waktu lama polisi berhasil mengamankannya.
Di meja interogasi, ARR mengaku nekat menusuk temannya lantaran sakit hati karena sering dibully (dirundung) korban. (mns/K-2)