Diduga Akibat Gawai, Gangguan Penglihatan Anak Meningkat

YOGYAKARTA, Kalimantanpost.com –
Kasus gangguan penglihatan pada anak usia sekolah mengalami peningkatan diduga akibat tingginya frekuensi penggunaan gawai selama masa pandemi COVID-19.

Sekretaris Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) Kastam di Yogyakarta, Jumat (22/9/2023) malam, mengatakan tren peningkatan gangguan penglihatan pada anak karena kelainan refraksi terindikasi dari hasil penapisan yang dilakukan organisasi itu pada tahun 2023 di sejumlah wilayah.

“Dalam proses pengumpulan data memang didapatkan faktor sangat signifikan, terutama dua tahun terakhir setelah pandemi. Mungkin karena dalam program pendidikan jarak jauh setiap hari anak-anak kita di depan gadget (gawai). Ini sangat memicu peningkatan gangguan refraksi,” kata dia.

Ketua Umum IROPIN Nova Joko Pamungkas menjelaskan berdasarkan pengumpulan data sementara pada tahun 2023, dari rata-rata 1.000 anak yang mengikuti penapisan, tercatat 350 sampai 400 anak terindikasi mengalami gangguan penglihatan karena refraksi, sehingga membutuhkan kacamata.

Pengumpulan data itu terus dilakukan selama program bantuan 50.000 bingkai kacamata oleh IROPIN pada tahun 2023 yang telah diakui Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

“Hingga kini telah tersalurkan sebanyak 17.000 unit bingkai kacamata,” katanya.

Meski pengumpulan data masih berjalan, Nova menambahkan persentase gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi pada anak usia sekolah mencapai 35 sampai 40 persen.

Data tersebut mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012 yang mencatatkan prevalensi 24,7 persen.

Hasil pendataan tersebut, tambah Nova, nantinya akan diserahkan kepada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan sebagai acuan kebijakan untuk menekan kasus tersebut.

Menurut dia, banyak guru di sekolah dan orang tua di Indonesia yang terlambat mendeteksi gangguan penglihatan pada anak. Para ahli optometri yang jumlahnya mencapai 6.000 orang di Indonesia siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan pada anak.

Baca Juga:  Ini Tanda-tanda Awal Penyakit Ginjal

“Kami berharap bisa terdeteksi dari awal sehingga anak yang mengalami refraksi tidak sampai mengalami kebutaan. Ini juga membantu anak dalam mengembangkan potensi akademiknya,” ujar Nova. (Ant/KPO-3)

Related Posts

Intibios Lab, Klinik, dan Farmasi Gelar Gelar Soft Opening di Banjarmasin

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Intibios Lab, Klinik, dan Farmasi resmi mengadakan soft opening hari ini, Rabu (28/8/2024) sebagai sebuah usaha dalam memperkuat layanan kesehatan di Banjarmasin. Acara ini dihadiri oleh pemegang…

Deteksi Dini Kanker Leher Rahim- Payudara untuk 1.000 Perempuan Banua

KETUA TP PKK Provinsi Kalsel (Kalimantan Selatan), Hj Raudatul Jannah atau Acil Odah membuka kegiatan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel di…

Baca Juga

Banyak Manfaatnya Berolahraga di Pagi Hari

  • By EDP JKT
  • September 4, 2024
  • 84 views
Banyak Manfaatnya Berolahraga di Pagi Hari

Ada Lima Gejala Tersembunyi Seseorang Alami Sindrom Metabolik

  • By EDP JKT
  • September 3, 2024
  • 104 views
Ada Lima Gejala Tersembunyi Seseorang Alami Sindrom Metabolik

Harga Emas Antam Stabil

  • By EDP JKT
  • September 2, 2024
  • 124 views
Harga Emas Antam Stabil

Antisipasi Menghadapi Gempa Megathrust

  • By EDP JKT
  • September 1, 2024
  • 147 views
Antisipasi Menghadapi Gempa Megathrust

Bangkitkan Skena, Perbasi Gelar E-Basketball Championship 2024

  • By EDP JKT
  • Agustus 29, 2024
  • 152 views
Bangkitkan Skena, Perbasi Gelar E-Basketball Championship 2024

Posisi Pelajar Diaspora dalam Dinamika Politik dan Demokrasi Indonesia

  • By EDP JKT
  • Agustus 29, 2024
  • 161 views
Posisi Pelajar Diaspora dalam Dinamika Politik dan Demokrasi Indonesia