
Disdag Kalsel Dorong Hilirisasi Produk Unggulan untuk Ekspor
“Di antara produk-produk unggulan tersebut seperti kopi, kepiting mangrove, ikan arwana, sarang walet, kayu gaharu, udang, ikan tangkap, dan belut,” ujar Fajar
BANJARMASIN, KalimatanPost.com – Upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertambangan dan beralih ke sektor lain yang potensial, seperti pertanian, pariwisata, industri hilirisasi, dan perdagangan tengah dilakukan Pemprov Kalimantan Selatan (Kalsel).
Melalui Dinas Perdagangan (Disdag), salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mendorong hilirisasi produk ekspor di Kalsel.
Diungkapkan oleh Plt Kepala Disdag Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira, saat ini pihaknya sedang berupaya memfasilitasi dan mempromosikan ekspor dengan
mencari produk unggulan di sektor pertanian dan sektor industri kecil menengah.
“Di antara produk-produk unggulan tersebut seperti kopi, kepiting mangrove, ikan arwana, sarang walet, kayu gaharu, udang, ikan tangkap, dan belut,” ujar Fajar, dilansir rri.co.id, Rabu (15/11/2023).
Walaupun jumlahnya masih terbatas, kata dia, tapi potensi ekspor produk-produk tersebut sangat besar dan perlu ditingkatkan volumenya.
Ekonomi Kalsel saat ini masih didominasi oleh sektor pertambangan, yang menyumbang sekitar 30 persen Produksi Total Regional Bruto (PTRB) Provinsi.
Sehingga transformasi dari sektor pertambangan ke sektor lain juga belumlah mudah dan memerlukan waktu.
Menurut Fajar lagi, tentu diperlukan kerja sama antara berbagai pihak, baik sektor publik maupun swasta, dalam memfasilitasi hilirisasi produk ekspor di Kalsel.
“Perlu adanya inovasi dan pengembangan produk. Termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing di pasar global,” imbuhnya.
Di samping itu, dia juga berharap agar upaya mendorong hilirisasi produk ekspor di Kalsel dapat berjalan dengan baik, yang dampak positifnya akan dirasakan seluruh masyarakat Kalsel.
“Dengan mengembangkan potensi-potensi di daerah Kalsel dan mengatasi tantangan yang ada bersama-sama, kita dapat menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, tutup Fajar. (Opq/K-1)
