BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Petualangan dokter gadungan Elwizan Aminudin yang pernah bekerja di Barito Putera serta sembilan klub profesional termasuk timnas U-19 berakhir sudah. Elwizan ditangkap anggota Polresta Sleman dan merilisnya, Selasa (30/01/2024).
Terungkapnya fakta tersebut setelah polisi melakukan pendalaman atas kasus dugaan kecelakaan dan pemalsuan surat-surat yang dilaporkan oleh PSS Sleman.
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian seperti dikutif dari krjogja.com mengungkapkan, berdasarkan keterangan Elwizan yang telah menetapkan tersangka, diketahui ia sudah bekerja di 9 tim sejak 2013 silam.
Jadi berdasar pengakuan tersangka ini ada sembilan tim yakni Persita Tangerang, Barito Putera, Timnas U-19, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, lalu kembali ke Timnas U-19, lalu Kalteng Putra dan terakhir PSS Sleman, ungkapnya, Selasa (30/01/2024).
Adrian menambahkan tersangka memiliki motif ekonomi untuk mendapatkan penghasilan lebih dengan menjadi dokter gadungan. Sebelumnya diketahui tersangka berprofesi sebagai kondektur bus di Tangerang dan memiliki toko kelontong.
“Ada yang mengawali, tapi lebih lanjut kami melakukan pendalaman terlebih dahulu. Dia motifnya ekonomi untuk mendapat penghasilan lebih dari kerja sebagai dokter gadungan itu,” tegasnya.
Polisi juga menjelaskan cara Elwizan memalsukan ijazah Universitas Syah Kuala Aceh yang digunakan untuk memperdaya klub-klub profesional juga timnas. Terkuak bahwa tersangka mencontohkan ijazah dari google dan mengedit dengan memasukkan nama serta foto.
“Jadi sesimple ngambil salah satu contoh ijazah di google dia download dia edit. Dimasukan diubah nama dan dimasukan fotonya. Kemudian sebelum dia bekerja sebagai dokter gadungan di beberapa tim sepakbola, dia bekerja sebagai kondektur bus kota di daerah Tangerang dia juga sambil usaha jual kelontong, ” terang Adrian.
Sementara itu, Presiden Direktur PSS, Gusti Randa yang hadir dalam konferensi pers mengaku berterima kasih pada Polresta Sleman yang akhirnya menangkap doktee gadungan. PSS sampai saat ini merasakan kerugian karena diagnosa ngawurnya pada Saddam Emirudin membuat potensi pemain itu belum juga kembali maksimal saat ini.
“Kita tahu sendiri Saddam (Emirudin) sampai hari ini gak bisa main, belum bisa kita mainkan karena mungkin tidak cocok. Saya mewakili PSS Sleman mengucapkan terima kasih kepada Kapolresta Sleman dan jajarannya, atas penangkapan tersangka,” tegas Gusti.
PSS melaporkan Elwizan Aminudin pada 3 Desember 2021 lalu setelah mendapat jawaban dari Universitas Syah Kuala Aceh terkait keabsahan ijazah dokterpengemudi. Beberapa hari sebelumnya, Elwizan pamit pulang ke Palembang untuk menengok orangtuanya yang sakit namun tak kembali.
Elwizan tercatat mendapat gaji Rp 15 juta perbulan sepanjang tahun 2020 dan naik menjadi Rp 25 juta perbulan sepanjang tahun 2021. PSS sendiri melaporkan kerugian sebesar Rp 254.100.000 terkait kasus tersebut. (ful/KPO-3)