Oleh : ANDI NURDIN LAMUDIN
Dalam ibadah, atau bekerja untuk Tuhan, maka manusia merupakan pusat dari berbagai dimensi dari makhluk-makhluk Tuhan yang tercipta. Apalagi jika manusia direncanakan menjadi “khalifah di muka bumi”. Untuk mengelola bumi ini sesuai perintah dan larangan Allah SWT, seperti yang ada dalam Al-Qur’an yang diturunkan pada Muhammad SAW, Rasul akhir zaman.
Jika manusia berdoa, maka secara otomatis malaikat terikut sistim itu jika doanya untuk kebaikan, karena malaikat pro kebaikan dan anti kerusakan. Namun jika manusia berlindung kepada Allah SWT daripada bujukan dan tipuan setan yang terkutuk, maka setan tidak ikut di dalam program yang diniatkan manusia itu. Apalagi jika hewan dan tumbuhan, makhluk yang tidak berakal, tidak punya inisiatif dalam hal pengelolaan alam dan sekitarnya, maka manusia juga mengatur lingkungan hewan dan tumbuhan. Namun sangat disayangkan, jika manusia terkadang membabat hutan dan lingkungan tidak mempertimbangkan kehidupan hewan dan tumbuhan. Hanya menginginkan pembangunan saja, sehingga banyak hewan dan tumbuhan punah akibat ulah manusia.
Manusia diberikan amanah untuk mengelola bumi ini, yang merupakan pusat aktivitas berbagai macam makhluk lainnya. Tetapi ada makhluk yang seperti tidak terlibat, jika manusia justru bertentangan dengan program Al-Qur’an. Makhluk itu adalah malaikat, yang mendukung aktivitas ibadah kebaikan manusia. Namun sebaliknya makhluk setan lebih aktif, jika program itu mengarah hanya keinginan manusia saja, yang mana imaginatifnya merupakan produk setan semata.
Kalau manusia tidak mampu menjalankan program yang telah dianjurkan pada Al-Qur’an, artinya manusia gagal untuk melakukan aktivitas Al-Qur’an. Maka mereka yang terlibat pada itu semua, mungkin akan memasuki neraka jahanam, karena bertentangan dengan apa dan bagaimana Tuhan saran dan inginkan. Karena itu manusia disaring melalui surgaNya Allah SWT. Untuk program Allah SWT selanjutnya, maka hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Karena itu masalah ibadah, atau kerja untuk Allah SWT, hidup dan mati untuk Allah SWT, itu merupakan doa pembuka dalam shalat. Otomatis dengan demikian artinya merupakan doa yang selalu juga untuk selalu di analisa dan dikembangkan, untuk melihat hubungannya dengan aktivitas atau kerja manusia pada situasi sekarang ini. Dimana ruang dan waktu itu terus berkembang, sehingga dengan demikian cara pikir dan usaha serta bagaimana menghadapi segala siatusi dan kondisi untuk kemajuan manusia, juga merupakan perjuangan yang terus menerus. Dalam hal ini adalah program agama Islam, yang berkombinasi dengan perjuangan hidup manusia, melalui Negara Indonesia.
Karena itu Indonesia terlebih dahulu mampu mencapai Negara superpower, maka kemudahan di dalam hal penyesuaian dan keadaan serta stabilitas politik dan pembangunan ekonomi yang semakin meninggi. Dengan demikian tidak berarti agama Islam akan terpupus dan hilang. Seiring kalah dengan sains, dari perkembangan ilmu pengetahuan IPA. Ini adalah tantangan muslim Indonesia, dari gencarnya globalisasi, dengan kemampuan sains dan budaya kontemporer.