Oleh : CAKRAWALA BINTANG
Di dalam buku “Bagaimana melenyapkan cemas dan menikmati hidup”, karya Dale Cenegie diceritakan, untuk melenyapkan cemas itu merupakan pengalaman tiap orang. Bagaimana Marhum Boot Tarkington selalu berkata, bahwa dia sanggup menahan apa saja, kecuali buta. Ketika dia berumur 60 tahun, dia terjatuh karena kakinya terserimpet permadani. Dia tidak melihat warna dan permadani itu, kemudian dia merasa, jika kini suratan takdir ia telah menjadi buta.
Bagaimana reaksi Tarkington atas kegagalan yang memang pahit dalam kehidupannya itu? Dia mengatakan, tidak menyesali dan tidak merasa sama sekali dunia telah gelap baginya. Bahkan karena itu semua, lucunya dia dapat belajar berenang tanpa melihat. Sehingga semangat itu menjadikan orang lain kagum. Dalam kenyataanya, dia tidak bisa melihat apa-apa dan sering berkata dapat menerima semua ini. “Meskipun sebenarnya kelima panca inderanya akan hilang, saya yakin masih dapat hidup dengan batin dan pikiranku. Karena dalam batin dan pikiran itulah sebenarnya kita hidup, meski sadar atau tidak akan kenyataan ini”.
Kenyataan kehidupan Tarkington untuk menyembuhkan matanya harus menempuh 12 operasi dalam setahun. Hal ini tentu menyedihkan. Pertanyaannya adalah dia merasa cemas dan takut? Dia menjelaskan dia menyerah, karena hal itu tidak bisa dihindarkan. Jiwanya terbuka untuk menerima dengan pasrah. Di rumah sakit itu sendiri, dia tidak hanya berbaring, berjalan-jalan menemui pasien-pasien yang lain, sesama penderita untuk membesarkan hati mereka. Kemudian dapat dibanggakan, karena merasa bahagia dapat menjalankan tugas untuk bisa berbagi pada sesama. Dalam arti tawakkal, pasrah dan jiwa terbuka, yang pada akhirnya membawa operasi matanya berhasil. “Betapa menakjubkan, ilmu kini memiliki kemahiran untuk mengoperasi segala sesuatu yang serba sulit seperti mata manusia,” katanya.
Banyak orang lain yang hancur, karena tidak mampu mendapat tekanan batin yang menderita, karena takut dan kecemasan. Bahkan Tarlington berkata bahwa pengalamannya itu sangat berharga dan dia tidak mau jika menukarkannya dengan yang lain. Dia telah menemukan seperti Milton, bahwa tidak harus merasa celaka untuk menjadi buta. Tetapi adalah lebih celaka apabila tidak sanggup menanggung keadaan buta itu.
Dale Carnegie menjelaskan, jika bersedih hati, kesal dan memberontak terhadap apa-apa yang tidak dielakkan yang menimpa diri. Hal itu tidak dapat mengubah keadaan. Hanya dengan demikian perlu belajar pada pengalaman orang lain. Sebagaimana ajaran agama Islam pada para nabi dan Rasul. Dimana mereka mengalami penderitaan dan kesukaran di atas kebanyakan manusia umumnya. Namun dengan demikian, doa-doa mereka akan diabadikan di dalam kitab-kitab suci.
Seperti pada syair berikut ini, untuk segala penyakit di muka bumi, selalu ada obatnya atau tidak? Jika ada carilah sampai dapat, jika tidak, apa boleh buat.