BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Suasana halaman sekolah SDN Kuin Selatan 6 Kelurahan Kuin Selatan Banjarmasin, Kalimantan Selatan ada yang beda pada Selasa (16/12/2024) pagi.
Sekolah tersebut menggelar Pameran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Karya Program Sekolah Berkelanjutan dengan menampilkan karya dan buah tangan dari siswa yang cukup menarik dan inovatif.
Tak heran Pengawas SD Gugus Kuin Cerucuk, H Hairani Fauzi M.Pd, Pengawas Guru Agama H Huzairin, Kepala SD dari sekolah lain yang menghadiri di acara tersebut dibuat terkagum-kagum melihat kreativitas siswa SDN Kuin Selatan 6 Banjarmasin memanfaatkan limbah menjadi nilai jual.
Pertama kali masuk ke stand, pengunjung sudah melihat kreativitas siswa dari program sekolah di SD ini yaitu membuat sandal dari limbah kertas bekas, daun pandan jadi sabun, sayur busuk jadi pupuk, tempat sampah dari karton, jam dari karton, rumah banjar dari stik es krim, baterai dari kulit pisang, pohon mengaji siswa Tingkat awal, gypsum, dan kecakapan hidup siswa yang dipraktikan siswa langsung disana dalam melipat pakaian yang praktis.
Cukup menarik dan inovatif dimana kulit pisang dibikin menjadi baterai dan beberapa karya lainnya dibikin siswa dari kelas I hingga VI.
Pengawas SD Gugus Kuin Cerucuk, H Hairani Fauzi M.Pd yang ditemui disela acara mengungkapkan awalnya pertama kali melihat kondisi sekolah disini cukup prihatin.
“Akses menuju sekolah disini cukup sulit dan gangnya sempit. Siswanya pun tak terlalu banyak,” paparnya.
Namun, lanjut Hairani, guru-gurunya punya potensi yang luar biasa. Hampir semuanya merupakan guru penggerak, bahkan ada yang jadi fasilitator dan jadi pengajar praktik guru penggerak.
“Jadi, dari situ saya melihat bahwa sekolah ini punya potensi maju dan karena guru-gurunya bagus Kepala sekolahnya bagus siswanya itu ngikut,” katanya.
Mengingat guru-gurunya kreatif berdampak pada anaknya juga ikut terbawa menjadi kreatif dan inovatif.
“Ini bisa dilihat hari ini di pameran P5 ini anak-anak bisa berkreasi melakukan kegiatan-kegiatan yang memang betul-betul bermanfaat untuk anak itu sendiri,” paparnya.
Hairani berharap dengan guru-guru berkualitas serta siswanya diajarkan inovatif dan kreatif diharapkan kedepannya banyak orangtuanya menitipkan anak-anaknya sekolah di SD ini.
“Saya minta tolong juga sama orangtua di sekitar sekolah ini kerjasamanya menyekolahkan anak di sini,” ujar.
Disisi lain, ini juga tantangan guru penggerak di SD Kuin Selatan 6 Banjarmasin mampu mencetak siswa-siswa yang berprestasi baik secara akademik maupun non akademik sehingga bisa ‘dijual’ agar orangtua menitipkan anaknya sekolah disini.
Kepala SDN Kuin Selatan 6 Banjarmasin Lisa Umami S.Pd mengatakan pihaknya bersama guru-guru berusaha melakukan terobosan untuk mengangkat sekolah ini bisa lebih dikenal luas lagi.
“Alhamdulillah, saya didukung guru-guru penggerak dan berkualitas. Inilah yang menjadi memacu dan memotivasi kami agar siswa disini kreatif dan inovatif,” ujarnya.
Karya-karya dari siswa tersebut menggelar
Pameran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) agar siswanya lebih termotivasi lagi berkarya.
Kegiatan P5 ini, kata Lisa, terus berlanjut dengan karya-karya lebih inovatif dan kreatif lagi dibikin murid-muridnya.
“Kali juga membina bidang seni seperti menari, maulid habsyi, pramuka kegiatan keagamaan dan lain-lain,” paparnya.
Lisa pun berharap kedepannya ada siswanya mampu menoreh prestasi dibidang seni, akademik maupun kegiatan ekstrakuler lainnya di sekolah.
Ketua Koordinator Pameran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SDN Kuin Selatan 6 Banjarmasin, Ayu Maulyda mengatakan ada pun tema kegiatan ini “Gaya Hidup Berkelanjutan dan kewirausahaan dengan kolaborasi Meraih Prestasi”.
“Kami pun membimbing siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 selama satu bulan atau November lalu.
Lalu, proyek ini dibagi dalam tiga grup yaitu fase A terdiri dari siswa kelas 1 dan 2 dengan membikin barang bekas tutup botol menjadi bunga, membuat media pembelajaran berupa jam dinding dari botol bekas, kalender dari tutup, daun kering dikreasi menjadi lambang negara Garuda.
Lalu, ada lagi sedotan bekas ditempel dibotol menjadi tempat pensil, bak sampah organik dan non organik dari kardus bekas.
Selanjutnya ada Fase B dimana anggotanya siswa kelas 3-4 dengan membuat media pembelajaran rumah adat dan baju adat, membikin baju dari bahan plastik bekas berwarna, membikin media pembelajaran diorama metamorfosis binatang dari telur, larva, pupa hingga jadi kupu-kupu yang bahannya dari kardus bekas. Juga ada membikin rumah-rumah dari kardus bekas hingga steak es kirim bekas yang dibersihkan, media ekosistem, botol bekas menjadi tempat pensil dan lain-lain.
Selanjutnya di Fase C terdiri siswa kelas 5-6 ada membikin rumah-rumahan dari steak es krim, bunga dari tutup botol, kerajinan gipsum dibikin toga, gantungan kunci, bunga dari botol aqua dan lain-lain.
“Anak-anak juga diajarkan kewirausahaan dan kemandirian dengan berjualan jagung susu keju, pisang keju, puding, bubur, terong balado, wadai khas banjar dan lain-lain,” paparnya.
Ayu menambahkan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) adalah sebuah inovasi dari kurikulum merdeka. Gaya hidup berkelanjutan menjadi sebuah kebutuhan penting di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, pencemaran lingkungan dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan.
“Tujuan program ini meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah, mengembangkan kreativitas dan inovasi, menanamkan jiwa kewirausahaan dan mengasah keterampilan praktis,” kata guru dan fasilitator ini. (ful/KPO-3)