BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Memasuki bulan Januari ini masyarakat di Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru diliputi perasaan was-was dengan terjadinya musibah banjir.
Ini disebabkan hujan dengan intensitas tinggi mulai bulan Januari diserta air pasang. Beberapa hari terakhir, jalan-jalan dan pemukiman di Kota Banjarmasin tergenang air akibat banjir rob.
Ada kekhawatiran bagi masyarakat Banjarmasin terjadi banjir seperti tahun 2021 lalu.
Begitu juga di Kotabaru terjadi banjir rob hingga menggenangi ruas jalan Kota Saijaan tersebut.
Lalu, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan Kota Banjarbaru dan beberapa daerah di Hulu Sungai mengalami kebanjiran.
Sebaliknya di musim kemarau terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda beberapa daerah di Kalsel yang menyebabkan kabut asap.
Oleh karena itu, dalam rangka peringatan Milad Kalimantan Post yang ke-28, akan digelar diskusi interaktif untuk menggali solusi terhadap permasalahan tersebut yang dilaksanakan di Hotel.Summer Banjarmasin, Rabu (15/1/2025) mulai pukul 14.30 Wita.
Ada pun tema yang diangkat Ancaman Banjir dan Kebakaran Menghadang Pembangunan di Banua.
Lewat diskusi ini agar bisa menumbuhkan kesadaran kolektif semua pihak dalam mengantisipasi terjadinya ancaman banjir dan kebakaran di Banua tercinta.
Menurut pemandu acara sekaligus sebagai kepala divisi pengembangan media, Suckrowardi, Kalimantan Selatan, sebagai salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya alam, menghadapi tantangan besar dalam pembangunan akibat ancaman bencana lingkungan, seperti banjir dan kebakaran.
“Banjir yang sering melanda wilayah ini, terutama saat musim hujan, disebabkan oleh faktor-faktor seperti kerusakan ekosistem hutan, alih fungsi lahan, dan kurangnya infrastruktur pengelolaan air,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Suchro, kebakaran lahan dan hutan (karhutla) sering terjadi saat musim kemarau, yang diperparah oleh praktik pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
Terjadinya bencana tersebut tidak hanya menghambat pembangunan infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga mengancam keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan selatan.
Ditambahkan Suckro, tujuan diskusi ini mengidentifikasi penyebab utama banjir dan kebakaran di Kalsel dan membahas dampak bencana terhadap pembangunan dan kehidupan masyarakat.
“Merumuskan strategi mitigasi dan adaptasi yang efektif untuk mengatasi ancaman tersebut. Meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengelolaan lingkungan,” jelasnya.
Di acara nanti sebagai
pengantar diskusi yakni Pemimpin Redaksi Kalimantan Post Group Hj Sunarti.
Menariknya dalam diskusi nanti akan dihadiri aktivis 98, Walhi Kalsel, BEM dan Mapala STIH ULM, UIN Antasari dan UNISKA, Plt BPPD Kalsel dan Kota Banjarmasin.
Selanjutnya akan hadir Plt PUPR Kalsel dan Kota Banjarmasin, MUI Kalsel, ketua Bank Sampah, PWI Kalsel, jurnalis senior, praktisi
dan budayawan. (ful/KPO-3)