RANTAU, Kalimantanpost com – Dalam semangat kebersamaan Ramadan, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Rantau menggelar buka puasa bersama antara petugas dan warga binaan di Masjid Al-Hidayah, Selasa (18/3/2025) sore.
Acara ini dihadiri Plt Kepala Rutan Rantau Rahmad Pijati, Ustadz Chairil Anwar sebagai penceramah, serta pejabat struktural dan petugas rutan.
Kegiatan diawali dengan ceramah Ustadz Chairil Anwar yang mengangkat tema pentingnya kebersamaan dan keimanan selama bulan suci.
Dalam pesannya, ia mengajak para hadirin untuk menjadikan Ramadan sebagai momen refleksi diri, meningkatkan rasa syukur, serta memperkuat kepedulian terhadap sesama.
“Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga waktu terbaik untuk memperbaiki diri dan mempererat hubungan dengan sesama,” ujar Ustadz Chairil Anwar.
Mudah-mudahan kita sebagai umat Islam dapat menjalankan ibadah selama bulan Ramadan selain melaksanakan ibadah puasa.
“Ini kesempatan bagi kami untuk merasakan kebersamaan, tidak hanya sebagai petugas dan warga binaan, tetapi sebagai sesama manusia yang menjalani Ramadan dengan penuh makna,” ungkap salah satu petugas.
Plt Kepala Rutan Rantau, Rahmad Pijati menegaskan, buka puasa bersama ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara petugas dan warga binaan.
Selain itu, kegiatan ini merupakan bagian dari arahan Dirjen Pemasyarakatan dalam meningkatkan kebersamaan selama Ramadan.
“Kami berharap dengan adanya buka puasa bersama ini, rasa kekeluargaan dan persaudaraan semakin tumbuh. Semoga kebersamaan ini menjadi semangat bagi warga binaan untuk terus memperbaiki diri,” ujar Rahmad Pijati.
Buka puasa bersama ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari upaya membangun lingkungan rutan yang lebih harmonis. Dengan kebersamaan seperti ini, diharapkan warga binaan dapat merasakan bahwa mereka tetap memiliki ruang untuk memperbaiki diri dan menjalin hubungan baik dengan sesama.
Acara diakhiri dengan suasana penuh kehangatan duduk secara berdampingan menikmati hidangan berbuka. Suasana penuh kehangatan terlihat dari senyum dan percakapan ringan di antara mereka. Momen ini bukan sekadar untuk melepas dahaga dan lapar, tetapi juga membangun hubungan yang lebih harmonis di dalam rutan.
Usai berbuka, kegiatan dilanjutkan dengan salat Magrib berjamaah di Masjid Al-Hidayah. Suasana khusyuk semakin memperkuat ikatan spiritual di antara mereka.
Momen ini menjadi pengingat bahwa di balik batasan fisik rutan, ibadah tetap menjadi jalan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. (relhum/abd/KPO-4)