Palangka Raya, KP – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalteng pada bulan Pebuari lalu mengalami penurnan (minus) -0,22 persen, ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Yomin Tofri, Rabu (1/4).
Padahal bulan Januari lalu masih alami inflasi (naik) 0,26 persen, dan pihak BPS memprediksi Pebuari mengalami inflasi, yang diduga dampak corona virus.
Dalam siaran pers secara langsung (streaming) tanpa dihadiri wartawan, dijelaskan di Kota Palangka Raya alami deflasi 0,20 persen dan Sampit 0,26 persen.
Penurunan IHK di Kota Palangk Raya disebabkan turunnya harga kelompok transportasi, utamanya harga tiket persawat lantaran minimnya penumpang. Kontribusi kelompok ini mencapai 1,24 persen.
Berikutnya penurunan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,46 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa berkontribusi 0,10 persen.
Di Sampit tak jauh berbeda kelompok transportasi berkontribusi turun 1,48 persen, makanan, minuman dan tembakau 0,34 persen. Kelompok perumahan, air, listruk dan bahan bakar rumah tangga turun 0,01 persen.
Secara nasional, deflasi Kota Palangka Raya menempati urutan 25 dan Kota Sanpit urutan 26. Sedangkan laju inflasi tahun kalender di Kalteng 0,43 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,20 persen, dinilai cukup rendah.
Meski demikian, terkait dampak virus corona di Kota Palangka Raya ada beberapa kelompok pangan yang naik tajam, seperti harga gula pasir kini mencapai Rp 22.000 per kg, harga ikan gabus ukuran besar mencapai Rp 120.000 per kg.
Namun untuk sayur-mayur, buah-buahan, ikan kering, ikan laut masih normal. Demikian pula harga ayam ras yang sempat menyentuh Rp 42.000 di bulan Januari kini hanya Rp 36-38.000 per kg. (drt/k-10)