Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Usai Diresmikan Tak Diurus
Wisata Sungai Biuku Ditinggalan Pengunjung

×

Usai Diresmikan Tak Diurus<br>Wisata Sungai Biuku Ditinggalan Pengunjung

Sebarkan artikel ini
Hal 10 3 Klm Sungai Biuku 1
OBJEK WISATA- Inilah sejumlah fasilitas di objek wisata Sungai Biuku, Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara, rusak tak terurus lantaran tidak sudah lama tak ada pemasukan dari wisatawan. (KP/Zakiri)

Lantaran tidak adanya pemasukan dari wisatawan, terpaksa banyak menggunakan dana pribadi, sehingga perawatan maskot memakai dana pribadi, seperti pemberian pakannya setiap hari

BANJARMASIN, KP – Wisata selanjung Sungai Biuku terlihat kumuh, bahkan sudah lama tidak ada wisatawan berkunjung datang ke objek wisata yang berlokasi di RT 39, Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara itu.

Baca Koran

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sungai Biuku, Didi Wahyudi mengatakan, kondisi tersebut sudah lama terjadi, tepatnya semenjak adanya pembatasan kegiatan masyarakat pada saat pandemi Covid-19 melanda Kota Banjarmasin.

Hal tersebut diperparah dengan banyaknya spot andalan objek wisata tersebut yang rusak akibat terjangan banjir besar yang terjadi di awal tahun 2020 yang lalu.

“Dampaknya pun juga sangat terasa, turun drastis. Gara-gara itu akhirnya berdampak pada rusaknya beberapa fasilitas disini,” ucapnya saat ditemui awak media di kediamannya, Selasa (17/05) siang.

Ia pun lantas membeberkan beberapa kerusakan yang ada, seperti Spot foto atau pionering jembatan, dermaga jukung, pionering robot, pionering ayunan, pionering patung jerapah, kincir angin, dan flying fox.

“Banyak yang rapuh, karena spot-spot foto kita terbuat dari bambu yang dirangkai dengan sistem pionering atau tali temali. Dan dana pengelolaan kita terbatas,” ungkapnya.

Bahkan, ia melanjutkan, lantaran tidak adanya pemasukan dari wisatawan, terpaksa banyak menggunakan dana pribadi. Termasuk perawatan maskot kita juga memakai dana pribadi, seperti pemberian pakannya setiap hari.

Didi mengaku sudah melaporkan kondisi tersebut kepada Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin. Namun hanya direspon dengan pendataan saja.

“Pernah juga sudah melaporkan ini ke dinas, dinas cuma pendataan aja apa saja yang rusak. Bantuan operasional bantuan belum ada,” ungkapnya.

Baca Juga :  Komisi II DPRD Kalsel Lirik Potensi Pertanian Organik di Banua

“Kepala dinas pernah datang ke sini, beliau memberi saran agar kami (Pokdarwis Sungai Biuku) menggelar even lomba untuk membagkitkan lagi geliat wisata di sini. Selain itu tujuannya agar warga tahu kalau Sungai Biuku masih buka,” ujarnya.

Namun, Didi mengungkapkan, bahwa pihaknya mempunyai konsep yang sudah baku, yakni mengembalikan maruah Wisata Sungai Biuku yang mengandalkan alam sebagai daya tariknya.

“Apalagi banyak pohon di sini yang mati, khususnya pohon-pohon rambutan yang menjadi ciri khas wisata susur sungai kita,” pungkasnya.

Keluhan Ketua Pokdarwis yang mengelola objek wisata yang muncil di tahun 2019 itu rupanya sudah sampai ke telinga unsur pimpinan DPRD Kota Banjarmasin.

Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, M Yamin menekankan bahwa Pemko Banjarmasin seharusnya memiliki perencanaan yang matang ketika memutuskan untuk membentuk suatu tempat wisata untuk menarik kegiatan wisatawan.

“Jangan sampai setelah diresmikan seperti kawasan Wisata Selanjung Sungai Biuku yang awalnya digadang-gadang menjadi salah satu tempat yang bisa menarik wisatawan datang ke Banjarmasin ternyata malah seperti itu kondisinya,” tukasnya.

Karena itu, ia meminta agar jajaran Pemko Banjarmasin untuk kembali berbenah khususnya kepala daerah.

“Wali Kota harus melihat kembali bagaimana kondisinya. Apa yang menjadi keluhan warga di sana. Alangkah baiknya konsepnya pun dievaluasi dan diubah,” imbuhnya.”Kalau memang kondisinya rusak ya perlu diperbaiki,” tegasnya lagi.

“Kita juga harus mempunyai konsep yang pas dalam hal membuat destinasi wisata. Bukan hanya sekedar meresmikan sebagai tempat wisata tapi tidak diperhatikan tiba-tiba hilang,” tandasnya.

Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengakui bahwa pihaknya memang harus melakukan pembenahan khususnya di sektor pariwisata di Banjarmasin.

“Memang beberapa titik destinasi pariwisata kita memang sedang berbenah pasca pandemi saat ini,” ucapnya saat ditemui awak media di lobi Balai Kota, Selasa (17/05) siang.

Baca Juga :  IBITEK Gelar FGD Penyusunan Visi Misi dan Workshop Kurikulum

Karena itu, menurut Ibnu segala kerusakan fasilitas yang ada segera diperbaiki agar destinasi wisata yang sudah dilahirkan agar program Kota Banjarmasin sebagai kota wisata bisa dicapai.

“Sosialisasi tentang wisata tetap dijalankan, fasilitas yang rusak harus segera dibenahi. Untuk di Sungai Biuku ini memang banyak yang rusak, karena banyak fasilitas yang terbuat dari bambu. Termasuk bangunan balai bambu disana,” imbuhnya.

“Tidak hanya konsep yang harus dibenahi,” tutup Ibnu. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan