Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Harga Kedelai Naik, Keuntungan Produsen Tahu Berkurang

×

Harga Kedelai Naik, Keuntungan Produsen Tahu Berkurang

Sebarkan artikel ini
7 4klm 1 scaled
TERUS NAIK - Harga kedelai terus mengalami kenaikan, saat ini harganya mencapai Rp 14 ribu lebih per kilogram. (KP/Opiq)

Julian menambahkan, saat ini pihaknya tidak menaikkan harga jual tahu, meski harga kedelai naik. Hal ini dilakukan agar pelanggan tidak merasa berat.

BANJARMASIN, KP – Harga kedelai saat ini sudah tembus Rp 14 ribu per kilogram. Hal ini dikeluhkan oleh para produsen tahu dan pedagang. Kondisi ini juga membuat produsen tahu harus rela keuntungannya berkurang untuk menghindari naiknya harga jual agar tidak kehilangan konsumen.

Baca Koran

Salah seorang produsen tahu di wilayah Landasan Ulin, Banjarbaru, Rahmat Julian Tamrin, mengatakan naiknya lagi harga kedelai ini dirasakannya sejak beberapa bulan terakhir.

“Naiknya bertahap. Setiap minggu bisa naik. Sekarang kedelai yang non subsidi di eceran sudah sampai Rp 14.300 per kilogram,” ujarnya, saat dihubungi Kalimantan Post, Minggu (4/12).

Meski begitu, kata Julian, sapaannya, untungnya saat ini ada kedelai yang disubsidi oleh pemerintah, sehingga harganya bisa sedikit lebih murah.

“Sebelumnya tidak ada kedelai subsidi. Baru satu atau dua bulan ini. Harganya Rp 13.600 per kilogram,” ucap pemilik Aneka Tahu Maju Lestari, di Jalan A. Yani, Km. 21, Landasan Ulin Barat, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalsel.

Hanya saja, lanjut Julian, tak sembarangan orang bisa mendapatkan kedelai bersubsidi. Ada syarat tertentu, dan yang pasti harus terdaftar.

“Kedelai subsidi ini harus dipakai sendiri, tidak boleh dijual lagi. Lagi pula, stoknya tidak banyak dan terbatas,” terangnya.

Julian mengakui, sebagai pedagang dia cukup merasakan imbas naiknya kedelai. Menurutnya, dari pemasok harga kedelai sudah naik duluan, dan ini sudah terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

“Kita ambilnya dalam jumlah banyak, jadi lumayan terasa kenaikan ini,” kata dia.

Julian menambahkan, saat ini pihaknya tidak menaikkan harga jual tahu, meski harga kedelai naik. Hal ini dilakukan agar pelanggan tidak merasa berat.

Baca Juga :  Politeknik Hasnur Rayakan Dies Natalis ke-13, Perkuat Komitmen Inovasi dan Kontribusi untuk Banua

“Waktu kenaikan harga minyak goreng dulu, kami sudah naik duluan. Jadi, walaupun harga kedelai sekarang naik, kita tidak menaikkan harga tahu. Masih nutup lah, walau keuntungan berkurang,” tuturnya.

“Sekarang, untuk satu papan tahu goreng harganya kita jual Rp 37 ribu. Satu papan tahu mentah tipis Rp 30 ribu, dan satu papan tahu mentah tebal Rp 70 ribu,” tambahnya merinci.

Julian memproduksi tahu selain untuk memenuhi kebutuhan di tokonya, juga melayani pedagang-pedagang di sejumlah pasar tradisional di kawasan Banjarbaru hingga Banjarmasin.

“Kita melayani para pedagang di sekitaran wilayah Banjarbaru. Selain itu, juga para pedagang di Pasar Antasari, Pasar Lama, Pasar Kalindo di Banjarmasin,” jelasnya.

Dalam sehari, Julian mengaku bisa menghabiskan sekitar 6 kwintal atau 600 kg kedelai untuk diolah menjadi tahu. Baik tahu mentah, maupun tahu yang sudah masak.

Di sisi lain, ia berharap harga kedelai bisa normal lagi ke harga semula agar pedagang-pedagang kecil bisa bertahan di tengah sulitnya perekonomian saat ini.

“Kalau pedagang besar dan punya nama mungkin masih bisa bertahan, tapi kasihan untuk pedagang yang kecil-kecil,” tutup Julian. (Opq/K-1)

Iklan
Iklan