Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Susah Mencari yang Haram

×

Susah Mencari yang Haram

Sebarkan artikel ini

Oleh : Salasiah
Pemerhati Sosial Keagamaan

Program pembangunan yang bersifat trickle down effect (efek tetesan ke bawah) tak sepenuhnya efektif untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi masyarakat, khususnya ekonomi masyarakat kelas bawah.

Baca Koran

Ketimpangan pendapatan ekonomi tetap menjadi persoalan kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan berkecenderungan menimbulkan kantong-kantong kemiskinan baru. Kemiskinan yang justru tumbuh di sekitar lingkungan wilayah yang dekat dengan sumber daya.

Sejatinya kesejahteraan bisa dirasakan oleh seluruh rakyat dengan pengelolaan sumber daya alam melimpah. Seluruh rakyat bisa merasakan pelayanan negara atas hasil sumber daya alam yang menjadi amanah kepemimpinan atas rakyatnya. Pengelolaan yang mensejahterakan hanya bisa didapat jika pengelolaan alam dikelola secara mandiri. Tidak hanya eksploitasi untuk keuntungan korporasi semata.

Kawasan Kalimantan Selatan kaya dengan sumber daya alam, mineral dan batubara, perkebunan kelapa sawit dan lainnya. Sejatinya mampu menyerap tenaga kerja. Namun fenomena kemiskinan turut meningkat. BPS Kalimantan Selatan mengungkapkan, pada periode September 2022 penduduk miskin di Kalimantan Selatan mencapai 201,95 ribu jiwa.

Kemiskinan yang dirasakan oleh masyarakat membuat mereka berjuang membuat peluang usaha kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Harga bahan pokok kebutuhan sehari-hari terus mengalami peningkatan beriring dengan kenaikan bahan bakar minyak. Harga pupuk yang juga ikut melonjak naik, membuta petani sebagian besar menahan diri untuk mengolah lahannya. Diperparah oleh kondisi alam yang rusak dengn perunahan musim yang tidak jelas.

Di sekitar pusat pusat pertumbuhan ekonomi bermunculan sektor-sektor usaha non-formal oleh warga sekitar maupun warga pendatang. Dari mulai kios rokok, kios pulsa, isi ulang telepon genggam, warteg, warung-warung minum yang biasanya beroperasi khusus hingga dini hari. Tak kentinggalan aktivitas prostitusi di berbagai tempat, baik yang berlangsung secara terbuka maupun terselubung.

Baca Juga :  Solusi Mengatasi Pandemi Judi Online

Tim gabungan merazia warung-warung malam di Desa Sungai Buluh Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis (9/2) dini hari. Hasilnya 25 perempuan penghibur terjaring saat sedang menjamu dan menemani tamu berkaraoke serta sepuluh pemilik karaoke dan warung malam tak berizin. Semuanya dibawa ke Mapolres HST untuk didata.

Tidak hanya di HST, razia juga rutin dilakukan ditempat-tempat lain di wilayah Kalimantan selatan dan Banjarmasin. Menjadi perempuan penghibur menjadi salah satu peluang usaha yang dianggap cepat memperoleh cuan dan penghasilan. Warung-warung malam dan warung remang-remang bisa menutupi usaha perempuan penghibur hanya menjual roti kemasan dan air mineral, namun bisa dijual seharga berkali lipat dengan pelayanan plus.

Mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal. Itu kalimat putus asa atas kondisi ekonomi yang mengantung masyarakat. Kemiskinan finansial menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit masyarakat. Sulitnya mencari pekerjaan bagi lagi-laki untuk menafkahi keluarga membuat wanita ikut meramaikan pasar kerja dengan persaingan ketat.

Sistem sekuler membuat penyakit masyarakat menjadi sebuah trend dan gaya hidup bebas dan menjadikan wanita menjadi objek sasaran pasar. Kapitalis membuat wanita menikmati kepayahan hidup tanpa kesejahteraan. Tidak merasakan sebagai korban kehidupan modern yang rusak dan menyesatkan.

Aurat menjadi sebuah seni yang diviralkan. Bahkan difasilitasi dengan libel legalitas. Dikelas-kelas restoran hiburan malam di legalkan dengan ditemani wanita-wanita seksi. Pajak yang dibayarkan oleh pihak pengelola menjadikannya sah untuk dikunjungi.

Pendidikan dan minimnya keterampilan menjadikan pilihan pekerjaan pun semakin ketat. Sementara menjadi petani dan peladang tidak menjadi pilihan bidang kerja yang menarik minat, khususnya kaum muda.

Keimanan individu dan masyarakat yang dan lemah tidak mampu menapik godaan untuk berlepas diri dari kehalalan. Kesenangan semu yang diterima dari gaul bebas menghipnotis untuk menjauh dari hukum agama. Negara juga seakan membiarkan dan menjadikannya sebagai sisi pemasukan yang sayang utuk diabaikan.

Baca Juga :  Mercusuar dari Palestina yang Terlupakan

Pradigma Islam justru menuuntun menyelesaikan masalah kehidupan berdasarkan petunjuk yang tertera di dalam kitab suci dan teladan dari Rasul dan para sahabat. Sehingga dalam kehidupan Islam akan susah mencari yang haram. Sebaliknya kehalalan akan mudah didapatkan, bahkan menjadi life style yang menenangkan.

Iklan
Iklan