Bandung, KP — Sebagian besar warga banua Kalimantan Selatan, tentu pasti tahu permainan tradisional balogo. Permainan memukul tempurung kelapa menggunakan campa ini merupakan permainan tradisional asal Kalimantan Selatan.
Sangat membanggakan, permainan balogo ini menjadi salah satu yang dipertandingkan di Festival Olahraga Rekreasi Nasional atau (Fornas) VII Jawa Barat (Jabar).
Namun Hal ini bukan menjadi yang pertama kali. Balogo mulai digalakan kembali saat Fornas VI di Palembang Sumatera Selatan tahun lalu.
Ketua Perkumpulan Olahraga Tradisional Indonesia (Portina) Kalsel, DR Agus Febrianto menuturkan, dengan dikenalnya balogo lewat ajang Fornas, tentu akan turut membantu pelestarian budaya.
“Tentu olahraga ini mengandung nilai budaya. Untuk melestarikan permainan balogo. Juga kita berikan kepada peserta logo dan campanya,”tuturnya.
Balogo biasanya dimainkan sendiri atau bersama – sama. Dalam perlombaan, permainan ini bisa dimainkan secara beregu. Pada zaman dahulu, permainan balogo memiliki filosopi tersendiri, yakni sebagai permainan yang bisa mengukur tingkat keberuntungan kehidupan.
Permainan ini juga menanamkan nilai – nilai kejujuran, tidak egois, kerjasama, sikap kerja keras dan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan.
Sementara di Fornas VII Jabar, Kalimantan Selatan mengantongi dua medali emas yakni untuk nomor beregu putera dan puteri.
“Kita bermodal kekompakan dan semangat, Alhamdulillah bisa menang,”kata pegiat balogo Kalsel, Sri Mariati. (nets/nfr/k-9)