Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Haul Guru Sekumpul dan Penerapan Ekonomi Syariah di Kalimantan Selatan

×

Haul Guru Sekumpul dan Penerapan Ekonomi Syariah di Kalimantan Selatan

Sebarkan artikel ini
7 4klm haul
KP/Repro internet HAUL – Beginilah suasabna haul guru Sekumpul ke 19 yang dihadiri tidak kurang 3 juta umat yang memadati kota Martapura

Bahkan Syahrial sebagai, pengamat Ekonomi & Bisnis Islam menyebut dalam haul, menariknya pula sepanjang jalan, puluhan kilometer masyarakat membagikan makanan dan minuman, snack, bahan bakar minyak (BBM), pelayanan kesehatan, dan masih banyak hal positif yang lain disediakan panitia serta relawan secara gratis

BANJARMASIN, KP – Haul KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari atau Guru Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) selalu menjadi kegiatan yang dirindukan masyarakat Kalsel.

Kalimantan Post

Tidak hanya masyarakat Kalsel, namun masyarakat luar Kalsel dan luar pulau Kalimantan pun ikut melaksanakannya, bahkan tak jarang jamaah dari negara-negara jiran turut berdatangan dan menyambangi peringatan haul tersebut yang fenomenal sepanjang sejarah.

Dosen ULM Dr. Ir. Syahrial Shaddiq, M.Eng., M.M. mengungkapkan tercatat jamaah haul tahun ini menembus 3,3 juta jamaah, 1,2 juta sepeda motor, 601 bus di 15 titik, 151.199 mobil di 196 titik, dan 533 kelotok yang berdatangan dari berbagai penjuru Kalsel, Kalimantan, Indonesia, dan negeri jiran.

Bahkan Ketua Cendekiawan Muda Kalimantan dan anggota Bani Mufti M. As’ad Al Banjari mengatakan kegiatan yang luar biasa tersebut, yakni haul Abah Guru Sekumpul, ulama kharismatik yang wafat pada 10 Agustus 2005 lalu atau tanggal 5 Rajab 1426 H pada usia 63 tahun selalu dihadiri jamaah hingga jutaan orang, karena beliau termasuk salah seorang aulia Allah dan waliyullah (wali Allah/ulama yang beriman dan bertaqwa), keimanan dan ketaqwaan beliau bukan hanya sebagai hiasan bibir, namun keimanan dan ketaqwaan beliau teraplikasikan di dalam kehidupan nyata (beliau banyak memberikan teladan dengan bahasa perbuatan), beliau merupakan ulama yang kharismatik dan tawadhu (rendah hati).

“Abah Guru Sekumpul, ulama kharismatik banyak memberikan teladan dengan bahasa dan perbuatan,”kata Shaddiq yang juga Sekretaris FORSILADI Kalsel.

Seperti peringatan haul ke 19 pada 14 Januari 2024 saat ini jutaan jamaah dari sudut kota di Kalsel hingga penjuru Nusantara menuju satu arah tersebut, yakni Sekumpul, Martapura. Hamparan jamaah berkilo-kilometer pada titik utama peringatan yang dilaksanakan di Mushalla Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura.

Baca Juga :  Rumah BUMN Pertamina Perkuat UMKM Banjarmasin Masuk Pasar Global

Tak jarang sebelum hari pelaksanaan, jamaah dari berbagai daerah sudah banyak datang ke Sekumpul, karena mereka ingin hadir lebih dekat dan hadir langsung di Mushalla Ar-Raudhah. Sebab jika datang pada hari H, kemungkinan besar sangat sulit masuk ke kompleks Mushalla Ar-Raudhah tersebut.

“Bahkan, seperti pelaksanaan tahun sebelumnya parkir jamaah bisa mencapai dua hingga tiga kilometer dari lokasi area,katanya.

Bahkan Syahrial selaku pengamat Ekonomi & Bisnis Islam menyebut dalam haul, menariknya pula sepanjang jalan, puluhan kilometer masyarakat membagikan makanan dan minuman, snack, bahan bakar minyak (BBM), pelayanan kesehatan, dan masih banyak hal positif yang lain disediakan panitia serta relawan secara gratis dan ikhlas diwakafkan, tidak hanya dari masyarakat pribadi, tetapi semua kalangan, baik instansi pemerintahan, swasta, dan sebagainya, Masya Allah tabarakallah, sungguh penerapan ekonomi syariah terjadi di Kalsel, beramal amaliah.

Petugas dan tim relawan pelaksana juga sangat banyak, baik dari masyarakat, santri/santriwati, siswa/i, mahasiswa/i, guru/dosen, organisasi, anggota ASN/TNI/POLRI, serta anggota dari berbagai instansi secara sukarela membantu.

Ketua Bidang Riset, Jurnal, dan Publikasi KDN DPW Kalsel dan Wakil Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Advokasi KNPI Banjarbaru ini juga menambahkan dalam memasuki lokasi, dapur-dapur masak siap memberikan hidangan, para jamaah yang hadir dalam pelaksanaan haul. Ratusan sapi sumbangan dari warga demi kecintaan serta penghormatan kepada al-Arif billah, alim ulama, zurriyat Rasulullah, zurriyat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang telah memberikan ajaran yang thayyib/baik serta kecintaan terhadap Rasulullah, nabi & rasulNya, tabi’ut tabi’in/atbaut tabi’in, alim ulama, habaib, dan seterusnya.

Dikutip dari Wikipedia, KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari lahir di Tunggul Irang, Kabupaten Banjar pada 11 Februari 1942 dari pasangan KH. Abdul Ghani Al Banjari dan Hj. Masliah.

Baca Juga :  Komisi VI Dukung Transformasi Bisnis manajemen Baru Telkom

Nama kecilnya Qusyairi, beliau merupakan garis keturunan ulama besar di tanah Banjar, yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan yang wafat pada 3 Oktober 1812.

Saat muda, beliau menimba ilmu agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Martapura, Ponpes tertua di Kalsel hingga memasuki usia dewasa, di mana banyak ulama besar yang membimbingnya.

Beliau membangun majelis ta’lim di Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar hingga populer dipanggil dengan Guru Sekumpul.

Kharismatiknya Guru Sekumpul, tidak hanya orang awam yang mengenal beliau, namun dari semua kalangan dan golongan mengenal beliau, beliau dikenal banyak oleh ulama, umara, dan masyarakat yang sering bersilaturahmi ke kediaman beliau di Sekumpul, Martapura.

Dari beberapa petuah yang pernah disampaikan beliau saat pengajian, 10 petuah yang patut menjadi teladan kita dalam menjalani hidup, yaitu:

  1. Menghormati ulama, – 2. Murah diri, murah hati, manis muka,
  2. Memaafkan segala kesalahan orang lain, – 4. Jangan bersifat tamak dan memakan harta riba, – 5. Jangan menyakiti orang lain, – 6. Jangan merasa baik dari orang lain, – 7. Berpegang kepada Allah segala hajat yang dikehendaki, – 8. Baik sangka terhadap muslim, – 9. Banyak-banyak sabar apabila mendapat musibah, banyak-banyak syukur atas nikmat, dan
  3. Tiap-tiap orang yang iri dengki atau adu asah (adu domba) jangan dilayani, serahkan segala sesuatu kepada Allah (tawakkal).

Beliau berpulang ke rahmatullah. Innalillaahi wa inna ilaihi roji’un pada hari Rabu, 5 Rajab 1426 H. Namun, takzim dan kecintaan warga Kalimantan Selatan, wabil khusus zurriyat, qarobat, dan muhubbin terhadap Guru Sekumpul pun tidak pernah luntur sepanjang masa. Masya Allah tabarakallah. Allahu akbar. (fin/K-1)

Iklan
Iklan