RANTAU, Kalimantanpost.com – Kawasan Ekowisata Bekantan PT Antang Gunung Meratus (AGM) Desa Lawahan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin menjadi finalis dalam ajang bergengsi Subroto Awards 2025 yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Program konservasi satwa endemik Kalimantan itu dinilai sebagai salah satu inisiatif terbaik dalam pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Penilaian lapangan dilakukan Jumat (12/9/2025) di kawasan Ekowisata Bekantan PT AGM Desa Lawahan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin. Hadir tim juri yang dipimpin Dr Rudi Saprudin Darwis, bersama jajaran Kementrian ESDM.
Sementara pada penjurian menghadirkan Dinas Kehutanan Kalsel, Dinas Lingkungan Hidup Tapin, Pemerintah Desa Lawahan, Warga Desa Lawahan dan Warga Desa Sungai Puting serta pengrajin anyaman purun dan pelaku UMKM.
Dr Rudi Saprudin Darwis selaku tim juri Subroto Award 2025 mengapresiasi langkah perusahaan yang konsisten menjaga habitat bekantan.
“Konservasi bekantan adalah hal penting. Perubahan lingkungan, baik akibat aktivitas manusia maupun bencana seperti kebakaran hutan, berdampak langsung terhadap habitat satwa ini. Apa yang dilakukan PT AGM merupakan upaya strategis untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem,” ujarnya.
Ia menegaskan, melestarikan habitat bukan pekerjaan mudah dan tidak bisa dilakukan satu pihak saja.
“Perjalanan konservasi ini harus berkelanjutan. Stakeholder lain, termasuk masyarakat, juga harus terlibat agar kepentingannya tidak hanya untuk satu pihak. Upaya ini sudah terlihat, tinggal diperkuat dengan langkah konkret ke depan,” tambahnya.
Setelah proses penilaian, hasil verifikasi lapangan akan dibahas lebih lanjut dalam pleno tim juri sebelum diumumkan secara resmi.
Sementara itu, Site Manager PT AGM, Alvensus Sihotang, menyampaikan rasa syukur karena ekowisata ini bisa masuk finalis Subroto Awards.
“Alhamdulillah, tahun ini kawasan ekowisata bekantan mendapat kesempatan menjadi finalis. Ini merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian ESDM dalam kategori pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” ucapnya.
Menurut Alvensus, selama 10 tahun terakhir PT AGM fokus melakukan restorasi habitat bekantan yang sebelumnya rusak akibat kebakaran. Perusahaan membangun kembali kawasan hijau dan ekosistem alami agar satwa langka itu bisa hidup dan berkembang biak.
“Kami berkomitmen menjadikan konservasi bekantan sebagai habitat asli yang lestari. Harapan kami, keberadaan bekantan bukan hanya untuk Tapin, tapi juga dapat menjadi maskot Kalimantan Selatan,” katanya.
Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat sangat penting dalam menjaga kawasan ekowisata ini. Dengan adanya pengakuan di tingkat nasional, diharapkan masyarakat semakin bangga dan ikut berperan melestarikan bekantan sebagai satwa khas daerah.
Partisipasi PT AGM dalam Subroto Awards 2025 sekaligus menjadi bukti bahwa sektor pertambangan bisa berjalan seiring dengan kepedulian terhadap lingkungan. Upaya konservasi yang dilakukan menunjukkan wajah lain industri tambang yang tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga pada keberlanjutan alam.(abd/KPO-3)
