Meski terjadi perlambatan pada pertumbuhan ekonomi dunia, namun Provinsi Kalteng mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu mencapai 6,16 persen. Pada triwulan IV tahun 2019.
PALANGKA RAYA, KP – Di tengah masih melemahnya ekonomi dunia, namun ternyata pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan ke IV tahun 2019 lalu mampu tumbuh mencapai 6,16 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Yomin Tofri, yang merupakan rilis per triwulan terkait pertumbuhan ekonomi regional Kalteng, Rabu (5/2). Pertumbuhan setahun 2018-2019 tercatat 6,02 persen.
Angka itu menurut Yomin diatas angka pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,02 persen. Artinya pertumbuhan ekonomi Kalteng dibanding nasional lebih baik.
Pada triwulan IV itu dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai dalam bidang pengadaan listrik dan gas mencapai 9,50 persen. Sedangkan terendah pertumbuhannya kategori industri pengolahan yang hanya 4,26 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran (belanja) pertumbuhan tertinggi dicapai pengeluaran/ kosumsi Lembaga Non Provit Rumah Tangga (LNPRT) mencapai 7,80 persen.
Dan untuk pertumbuhan ekonomi tahunan (y on y) yang mencapai 6,02 persen dari sisi produksi tertinggi disumbangkan oleh kategori industri pengolahan (cpo sawit) mencapai 12,14 persen.
Berikutnya pertumbuhan disumbangkan kategori pengadaan listrik dan gas 11,44 persen, jasa dan keuangan 10,56 persen.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dari sektor kosumsi LNPRT mencapai 9,10 persen diikuti komponen PMTB 7,12 persen, sertan kosumsi rumah tangga (PK-RT) 5,73 persen.
Dihitung pada triwulan IVke triwulan III (q to q) tahun 2019 mampu tumbuh 1,85 persen, tertinggi dari pertambangan batu bara dan penggalian 14,53 persen. Komponen lainnya justru mengalami kontraksi (turun).
Meski demikian menurut Yomin Tofri dari sisi ketahanan ekonomi Kalteng cukup kuat, dan ke depannya memiliki potensi tumbuh lebih baik lagi, terlebih ibu kota negara baru berada di Kaltim tetangga dekat Kalteng. (drt/K-10)
