Banjarmasin, KP – Setelah sekian lama “mati suri”, akhirnya Pasar Terapung yang dulunya berada di Muara Kuin, Kecamatan Banjarmasin Utara “hidup lagi”.
Kebangkitan pasar tradisional yang berusia lebih 400 tahun itu merupakan olahgawe jajaran Pemko Banjarmasin yang dalam hal ini Kecamatan Banjarmasin Utara.
Bila dahulu letak pasar tersebut di kawasan dermaga penyeberangan Alalak, kini lokasinya sedikit lebih mudah dijangkau, tepatnya di siring depan Makam Sultan Suriansyah.
Namanya pun kini dirubah menjadi Pasar Terapung Kuin Alalak. Perubahan nama tersebut lebih dikarenakan letaknya berada persis antara daerah Kuin dan daerah Alalak, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Peresmian pasar yang menjadi ikon strategis destinasi wisata kota berjuluk seribu sungai ini, dilakukan Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina. “Saat ini kita menghidupkan kembali salah satu warisan budaya sungai Indonesia yaitu pasar terapung. Pasar terapung adalah brandingnya Kota Banjarmasin artinya, ketika orang berbicara tentang pasar terapung atau floating market, maka pikiran meraka yaitu datang di Kota Banjarmasin,” ujar H Ibnu Sina saat memberikan sambutannya, saat peresmian pasar tersebut,Sabtu (11/01).
Ia berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat Bumi Kayuh Baimbai agar menyebut pasar terapung tidak dengan kalimat pasar apung.
Menurutnya, saat ini dibeberapa tempat di Indonesia mulai bermunculan destinasi wisata buatan dengan memasarkan keindahan danau atau sungai mereka dengan sebutan pasar apung.
Untuk itu, ia berharap, sebagai masyarakat yang dikenal sangat menjunjung tinggi nilai budaya dan kearifan lokal, maka penyebutan pasar tersebut tidak boleh dirubah. “Saya coba luruskan untuk membiasakan diri untuk menyebutnya dengan pasar terapung bukan pasar apung. Saya sering melihat di tempat lain mulai meniru serta mulai memasarkan keindahan sungai ataupun danau dengan branding pasar apung, jadi kita orang Banjar jangan sampai ikut-ikutan untuk menyebut pasar apung akan tetapi pasar terapung,” jelasnya.
Pasar terapung Kuin Alalak dibuka setiap hari Sabtu dan Minggu pagi. Diharapkan seluruh lapisan masyarakat bisa mempromosikan destinasi wisata tersebut kepada seluruh wisatawan yang datang ke kota ini. “Mari kita hidupkan kembali budaya sungai kita dan mudah-mudahan ini menjadi unggulan bagi Kota Banjarmasin,” pungkasnya
Camat Banjarmasin Utara, Apiluddin mengatakan, jumlah pedagang yang berjualan di Pasar Terapung Kuin Alalak sekira 150 pedagang.
Meski begitu, lanjutnya, pihaknya tidak membatasi jumlah pedagang yang ingin bergabung dan berjualan di pasar tradisional itu. “Kami di sini tidak membatasi ayo sama-sama kita menghidupkan kembali pasar terapung yang sudah mati suri,” katanya.
Selain pasar terapung, di kawasan kecamatan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Barito Kuala ini juga terdapat beberapa destinasi wisata lainnya.
Bahkan, dalam waktu dekat nanti, Apiluddin berjanji akan membuka lagi satu obyek wisata yakni, Susur Sungai. “Insyaallah setelah opening ini kami membuka lagi satu objek wisata lagi yaitu adalah susur sungai. Sudah kami survey, alhamdulillah dapat 2 lokasi kebun rambutan yaitu di Sungai Gampa dan Sungai Biuku,” terangnya.
Ke depannya destinasi wisata tersebut akan dikembangkan degan menggandeng 10 kelurahan yang ada di kecamatan yang dipimpinnya.
Dengan adanya kerjasama itu, maka wisata susur sungai tersebut akan lebih berkembang dan spot persinggahan susur sungai yang akan dilaluipun akan semakin bertambah banyak. (vin/K-5)