Istri Almarhum Bripka Leonardo : “Hancur hati, Anak Bangun Tidur Tanya Kenapa Bapak Tak Pulang”
Kandangan, KP – Atas kepergian almarhum Bripka Leonardo, rasa kehilangan itu tak dapat tergambarkan dengan kata-kata lagi oleh istri dan pihak keluarga.
Bripka Leonardo, adalah korban penyerangan di Mapolsek Daha Selatan Polres Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan (Kalsel) Senin (1/6) dinihari lalu.
Ny Rukinah, istri dari korban menceritakan betapa dirinya merasa kehilangan suami, yang sangat penyayang.
“Hancur hati ini, ketika anak bangun tidur lantas tanya kenapa bapak tak pulang,” ungkap Rukinah, ketika ditemui di kediaman orangtuanya di Desa Tumbukan Banyu, Kecamatan Daha Selatan.
Diketahui, almarhum Bripka Leonardo Latupapua, merupakan pria asal Banjarmasin, yang keturunan Ambon dari ayahnya, serta sang ibunda dari Banjarmasin.
Almarhum Bripka Leo, sapaan akrabnya, merupakan muslim sejak lahir, hanya ayahnya yang merupakan mualaf.
Tinggal di Kota Kandangan, almarhum Bripka Leonardo beristri Rukinah.
Dan Rukinah, hingga kini masih tidak bisa menyembunyikan kesedihan, atas kepergian sang suami tercinta.
Sambil meneteskan air mata, wanita usia 31 tahun itu menggambarkan sosok almarhum suaminya.
“Dia sosok orang yang benar-benar tulus, pemurah, bertanggungjawab.
Kasih sayangnya luar biasa kepada keluarga, terutama untuk kedua anak kami,” ucapnya.
Rukinah menambahkan, suaminya seorang pekerja keras, seperti orang yang tak kenal lelah.
“Selalu menolong kepada masyarakat yang meminta bantuan, akan diupayakan dibantu kalau masih bisa dibantu,” ungkapnya lagi.
Almarhum, meninggalkan dua orang anak yang masih kecil. Anak pertama seorang laki-laki usia 8 tahun biasa dipanggil Nando, dan anak perempuan bernama Milea Salsabila usia 4 tahun.
“Hancur hati, ketika anak bertanya bapak tidak pulang,” ucapnya lagi, terisak-isak menangis.
Dibalik itu pula, Rukinah bersyukur, sekaligus bangga dan heran, kalau putranya terlihat begitu tegar mengetahui kenyataan sang ayah sudah tiada.
“Awalnya memang sedih, namun setelah diberi pengertian, sampai kini dia menjadi tegar,” ungkapnya.
Saat masih hidup, kenang Rukinah, suaminya selalu beramanat pada putranya untuk menjaga ibu dan adik, jika ditinggal pergi.
“Bila ada apa-apa di rumah, Nando yang jaga ibu sama adik ya,” tuturnya, menirukan pesan almarhum untuk putranya.
Sebelum kejadian, Rukinah dan seluruh keluarga lainnya tidak merasakan tanda-tanda, firasat ataupun pesan apapun akan kepergian almarhum.
Satu hal yang terasa berbeda ungkapnya, biasa almarhum tidak suka berfoto.
“Entah kenapa saat Lebaran Idul Fitri kemarin, yang bertepatan Ulang Tahun anak 4 tahun. Malah dia yang mengajak foto keluarga, dan memakai pakaian putih,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga memperhatikan sang suami biasa jarang memposting foto berpakaian dinas. Namun, belakangan lanjutnya, ada terlihat diposting foto berseragam.
Rukinah bersama suaminya, dan anak-anaknya tinggal di Kota Kandangan memiliki rumah sendiri. Sedangkan di Daha Selatan adalah rumah orangtua.
Malam sebelum kejadian ungkapnya, entah kenapa saat diajak ke Daha dia langsung ingin ikut.
“Dia mengatakan mau piket pukul 9 malam, apakah mau ikut pulang ke rumah orangtua,” tuturnya, mengingat ucapan almarhum suaminya.
Saat kejadian, dia mengaku sudah dapat kabar bahwa ada seorang korban, namun tidak mengetahui siapa yang menjadi korban. “Saya tidak langsung ke lokasi, karena suami selalu beramanat jika ada kejadian untuk jangan sesekali meninggalkan rumah,” terangnya.
Kabar dukapun akhirnya dia terima, suami yang sudah bersamanya sekitar sembilan tahunan itu, dinyatakan gugur saat bertugas sebagai abdi negara.
Almarhum Bripka Leonardo, kini dimakamkan di tempat pemakaman umum di Daha Selatan. Rukinah mengungkapkan, hal itu karena suaminya adalah pria yang suka kebersihan, sehingga dipilih tempat pemakaman umum agar bersih.
Mengenai kelanjutan kasus penyerangan di Mapolsek itu, pihak keluarga sepenuhnya menyerahkan kepada pihak berwenang. Ia berharap, kasus ini dapat diusut tuntas sampai selesai.
Rukinah mewakilii keluarga, sangat berterima kasih atas kenaikan pangkat bagi almarhum dari brigadir menjadi bripka yang diberikan Kapolri, sekaligus merupakan kebanggaan bagi keluarga.
Diketahui, penyerangan orang tak dikenal diduga teroris itu, selain mengakibatkan gugurnya Brigadir Leonardo Latupapua juga merusak fasilitas di Mapolsek.
Oleh Kapolri, anggota tersebut diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) dari menjadi Bripka. (tor/K-2)
