Iklan
Iklan
Iklan
EKONOMI

Ekonomi Kalsel Diprediksi Tumbuh 4-5%

×

Ekonomi Kalsel Diprediksi Tumbuh 4-5%

Sebarkan artikel ini


Banjarmasin, KP – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan ramah tamah bersama wartawan ekonomi di Sante Cafe, Hotel Mercure, Kota Banjarmasin pada Selasa, 22 Februari 2022.

Dalam pertemuan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Imam Subarkah, memperkenalkan diri sebagai Kepala BI Kalsel sejak awal Februari 2022.

Android


Imam sebelumnya menjabat sebagai Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Surabaya. Imam menjelaskan pertumbuhan Ekonomi secara kumulatif PDRB Kalsel sampai dengan Triwulan IV tahun 2021 tumbuh sebesar 3,48%.


Menurut Imam, dari sisi penawaran, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi berasal dari lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,89%. Dari sisi permintaan pertumbuhan tertinggi bersumber dari komponen ekspor barang dan jasa yang mencapai 19,02%.


“Secara tahunan, PDRB Kalsel pada Triwulan IV tahun 2021 tumbuh sebesar 5,55% (yoy), lebih tinggi dari Q3’21 yang sebesar 4,88% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dari regional Kalimantan (4,31%) dan menempati posisi ketiga di regional Kalimantan, setelah Kalteng (7,61%) dan Kaltara (7,08%),” kata Imam Subarkah.


Dari sisi penawaran, hal ini terutama didorong oleh perbaikan kinerja lapangan usaha industri pengolahan, listrik dan gas, dan komodasi dan makan-minum. Dari sisi permintaan, hal ini terutama ditopang oleh perbaikan kinerja konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan PMTB di tengah ekspor yang masih kuat meski melambat.


Tim BI Kalsel menyampaikan catatan aktivitas ekonomi Kalsel Triwulan IV tahun 2021. Nilai ekspor komoditas unggulan batu bara mengalami peningkatan, baik secara triwulanan maupun tahunan.

Siklus musiman tanaman pangan di Kalsel telah melewati musim panen di triwulan sebelumnya, sehingga pada triwulan IV memasuki zona kontraksi.


Penumpang angkutan udara yang berangkat mengalami peningkatan 8,80 persen secara year on year. Neraca perdagangan luar negeri Kalsel Tahun 2021 mengalami surplus dan meningkat 55 persen dibandingkan tahun 2020.


Nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar 53,64 persen, sedangkan nilai impor menurun 20,65 persen dibandingkan tahun 2020. Realisasi belanja pemerintah tahun 2021, baik APBD maupun APBN, mengalami kenaikan untuk jenis belanja barang, pegawai, dan modal.

Imam berkata perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4-5% (ctc), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 2021.

“Dari sisi penawaran, pertumbuhan didorong oleh lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha pertambangan, dan konstruksi,” ujar Imam Subarkah.


Peningkatan lapangan usaha industri pengolahan sejalan dengan peningkatan pasokan TBS yang diproyeksikan lebih tinggi dari produksi 2021, dan operasionalisasi penuh pabrik B30 di Kabupaten Tanah Bumbu, serta smelter bahan baku baterai di Kotabaru.


Lapangan usaha pertambangan diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan kuota produksi batubara nasional dari sekitar 625 Juta ton pada 2021 menjadi 663 juta ton pada 2022.

Lapangan konstruksi diperkirakan meningkat sejalan dengan proyek pembangunan dan pengembangan jalan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti di sekitar kawasan industri.


Adapun lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran diperkirakan meningkat sejalan dengan penurunan kasus Covid-19 yang mendorong pembukaan lokasi wisata dan penyelenggaraan hari besar keagamaan yang lebih masif dibandingkan tahun 2021.


Dari sisi permintaan, peningkatan ekonomi didorong peningkatan kinerja seluruh sektor. “Konsumsi rumah tangga meningkat sejalan perbaikan kondisi ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat didukung penyaluran bansos, peningkatan UMP, dan proyek investasi yang menyerap tenaga lokal,” lanjut Imam.


Investasi diperkirakan meningkat sejalan implementasi OSS RBA (Online Single Submission – Risk Based Approach) dan rencana pembangunan smelter nikel dan KEK di wilayah Tanah Bumbu.

Sementara itu ekspor diperkirakan meningkat sejalan permintaan komoditas unggulan Kalimantan Selatan, yaitu batubara dan CPO dari negara mitra dagang maupun dari domestik. (vin/KPO-1)

Iklan
Iklan