Oleh : Siti Rahmah, S.Pd
Pemerhati Sosial Kemasyarakatan
Sejumlah perusahaan rintisan atau start-up yang cukup dikenal di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Adapun fenomena PHK massal ini disebut disebabkan karena Indonesia masih terguncang kondisi makro-ekonomi selama masa pandemi Covid-19.
Beberapa beberapa perusahaan rintisan atau startup di Indonesia ramai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, di antaranya edu-tech Zenius, furnitur Fabelio, platform pertanian Tani Hub, fintech landing Uang Teman, e-commerce JD.ID, dan aplikasi pembayaran LinkAja. Sejumlah perusahaan rintisan atau start-up yang cukup dikenal di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Sebelum ini, beberapa startup Indonesia pada akhirnya juga harus gulung tikar, antara lain Airy Rooms, Stoqo, Qlapa, dan Sorabel.
PHK massal ini disebabkan startup harus menyesuaikan diri karena perubahan model bisnis dan skema pasar. Selain itu, kondisi ekonomi yang berubah dan terjadinya resesi atau pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Startup dengan bisnis yang berbasis internet mengeluarkan produk berupa aplikasi yang berbentuk digital dan jasanya beroperasi melalui website. Untuk tumbuh dan berkembang, startup butuh dana dari investor. Muncullah perusahaan-perusahaan modal ventura (VC) yang dibentuk untuk memberikan investasi kepada perusahaan-perusahaan startup. Sebagai imbal baliknya, VC mendapatkan saham dari perusahaan startup tersebut.
Indonesia adalah target pasar yang besar bagi para investor bisnis. Startup adalah jalan termudah dan termurah untuk mengembangkan bisnis. Hal ini yang menjadi magnet bagi para investor (baik investor lokal maupun asing) untuk menanamkan modal investasinya di perusahaan-perusahaan startup di Indonesia.
Saat valuasi perusahaan makin tinggi, perusahaan bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi atau melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana ke publik dengan harga saham per lembar yang tinggi. Saat itulah perusahaan dan investor mendapat keuntungan.
Permainan bisnis startup inilah yang nantinya bisa mengguncang ekonomi karena fokus investasinya pada sektor ekonomi nonriil sehingga rentan terjadi penggelembungan ekonomi, bahkan bisa pecah.
Jika terjadi guncangan di bidang ekonomi atau politik, misalnya, harga saham bisa turun drastis seketika akibat kepercayaan (trust) publik yang anjlok. Kelabilan kondisi ini yang menjadi penyebab utama mudahnya perusahaan startup melakukan PHK massal.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan, fenomena PHK massal yang terjadi di sejumlah startup di Indonesia dalam waktu berdekatan ini bisa dibilang sebagai bubble burst.
Bubble brust atau ledakan gelembung adalah suatu kondisi ekonomi yang melonjak tinggi, tetapi dibarengi dengan kejatuhan yang relatif cepat. Menjamurnya startup di seluruh dunia disambut dengan derasnya gelontoran dana dari para investor. Namun, saat pasar memuncak, sejumlah situasi yang memicu kepanikan terjadi suku bunga dan inflasi yang melonjak tinggi hingga perang Rusia-Ukraina menjadikan para investor berhati-hati untuk menyuntikkan dananya pada sejumlah startup. Walhasil, pasar saham startup menurun, harga aset terjun, dan investasi menurun. Penurunan nilai yang cepat inilah yang dikenal dengan ledakan gelembung.
Lonjakan harga aset yang didorong oleh perilaku pasar yang bersemangat inilah yang telah menciptakan gelembung. Gelembung biasanya dikaitkan dengan perubahan perilaku investor sehingga harga aset yang jauh melebihi nilai intrinsiknya bisa tiba-tiba pecah alias harga aset jatuh mengikuti perilaku investor. Fenomena ini lazim terjadi pada pasar saham, bisnis properti atau real estate, termasuk bisnis startup. Hal ini terjadi saat ada pergantian pemain kunci sehingga pola bisnis juga otomatis ikut berubah.
Inilah karakter bawaan ekonomi kapitalisme yang selalu menciptakan bubble ekonomi. Kondisi ini akan terus berulang sebab fondasi sistem ekonomi kapitalisme dibangun dari struktur ekonomi semu, yaitu sektor nonriil.
Pertumbuhan sistem ekonomi kapitalisme bertumpu pada tiga pilar utama. Pertama, sistem mata uang kertas yang tidak di-back up emas sehingga basisnya pada kepercayaan (trust), bukan nilai intrinsiknya. Kedua, sistem utang-piutang berbasis bunga (interest). Ketiga, sistem investasinya berbasis perjudian (spekulasi). Sistem investasi ini diwujudkan dengan bentuk jual beli saham, sekuritas, dan obligasi di sistem pasar modal.
Ketiga pilar ekonomi ini memang mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhannya semu. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi hanya berputar-putar pada uang kertas, kertas utang, dan saham; tidak banyak berkontribusi besar pada ekonomi riilnya, kecuali hanya sedikit.
Ini pula yang melanda perusahaan startup saat ini sehingga hanya dengan isu perang, gelembung ini bisa meledak. Oleh karenanya, selama platform sistem ekonomi dunia berbasis kapitalisme, bubble brust tidak mungkin bisa dihindari. Salah satu dampaknya adalah gelombang PHK yang masif yang pada akhirnya tidak mungkin bisa dihindari.
Islam sebagai agama yang mengatur seluruh sendi kehidupan juga telah mengatur aktivitas perekonomian tentang apa saja yang boleh dan yang haram dilakukan. Sistem ekonomi Islam mengatur pembangunan dan pengembangan ekonomi yang benar, yaitu harus bertumpu pada pembangunan sektor riil, bukan nonriil. Dari sini saja, akan potensi terjadinya bubble brust akan hilang.
Dalam sistem ekonomi Islam, seluruh bisnis yang ada harus bertumpu pada sektor riil, termasuk startup sehingga nilai aset akan sesuai dengan nilai intrinsiknya. Ini karena diperjualbelikan dengan nyata di pasar riil, bukan pasar saham yang bersifat spekulatif.
Sistem ekonomi Islam berfokus pada pembangunan ekonomi sektor riil dan tidak mengenal sektor ekonomi nonriil. Dengan kata lain, ekonomi nonriil bertentangan dengan sistem Islam. Hukum jual beli saham di lantai bursa saham juga haram karena di dalamnya terdapat riba dan akad syirkah yang batil.
Islam tidak bergantung kepada investasi asing karena hal itu bisa menjadikan ketergantungan terhadap negara lain. Jika negara tidak mengutamakan sektor riil, industri tidak menjadi prioritas dan produksi negara menjadi tidak ada. Sama saja dengan bergantung pada produk negara lain. Dampaknya, kita akan terus-menerus bergantung impor. Dengan demikian, sistem ekonomi Islam mencegah terjadinya bubble burst.
Negara akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang mencakup tentang perolehan harta kekayaan dan pemanfaatannya, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun distribusi. Asas sistem ekonomi Islam berdiri di atas tiga pilar, pertama, cara harta diperoleh (menyangkut kepemilikan); kedua, terkait pengelolaan kepemilikan; dan ketiga, terkait distribusi kekayaan di tengah masyarakat agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi.
Sistem ekonomi Islam menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok per individu rakyat, bukan per kapita sehingga negara betul-betul me-riayah (mengurusi) rakyatnya dengan sungguh-sungguh, tidak sekadar mencari untung untuk kepentingan segelintir orang atau swasta.
Oleh karena itu, jika sistem ekonomi Islam menjadi platform ekonomi dunia, bubble brust juga krisis ekonomi yang kerap terjadi pada sistem ekonomi kapitalisme akan mampu dihindari. Perusahaan startup akan fokus pada inovasinya dalam teknologi internet untuk kebaikan umat manusia. Kehidupan umat manusia pun akan terliputi keadilan dan kesejahteraan karena tingginya peradaban Islam. Permasalahan mendasar dan turunan dari sistem ekonomi kapitalisme sangat kompleks, mulai dari kesenjangan ekonomi, bubble burst, bahkan bisa berimbas pada naiknya angka kriminalitas dan permasalahan sosial lainnya. Oleh karenanya, sudah saatnya kita beralih pada sistem ekonomi Islam secara kafah. Wallahualam.