Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Menuju Indonesia Bebas Karies [] Program Dosen Wajib Mengabdi FKG ULM Gandeng Kader Posyandu Desa Binaan Pulau Sugara

×

Menuju Indonesia Bebas Karies [] Program Dosen Wajib Mengabdi FKG ULM Gandeng Kader Posyandu Desa Binaan Pulau Sugara

Sebarkan artikel ini
IMG 20220801 WA0021 scaled
Foto Bersama - Dosen FKG ULM, Kepala Desa dan para kader posyandu berfoto bersama seusai pelaksanaan PDWM di Desa Binaan FKG ULM, Desa Pulau Sugara, Kabupaten Batola (KP/Zakiri)

Banjarmasin, KP – Permasalahan kesehatan gigi dan mulut (kesgilut) pada warga di pinggiran Sungai Barito menjadi fokus utama yang dibahas dalam Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Kali ini perwujudan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi itu digelar langsung oleh para dosen FKG ULM di Balai Desa, Jalan Lintas Pembelah Pulau, Desa Pulau Sugara, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Sabtu (30/07).

Baca Koran

Dekan FKG ULM, Dr drg Maharani Laillyza Apriasari Sp PM menjelaskan, pengambilan lokasi pengabdian masyarakat ini lantaran Desa Pulau Sugara, memang sudah menjadi desa binaan dari FKG ULM sejak tahun 2020.

“Selama ini sudah banyak program yang kita (FKG) jalankan di desa binaan ini. Namun kali ini fokus kita adalah memberikan penyuluhan dan pengetahuan tentang kesehatan gigi kepada para ibu-ibu,” jelasnya disela penyuluhan.

Uniknya, tidak hanya para ibu-ibu yang digandeng FKG ULM dalam kegiatan pengabdian masyarakat hari ini. Mereka juga merangkul para Kader Posyandu di Pulau Sugara untuk bisa menjadi agen penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.

“Setelah melakukan menerima materi, diharapkan para ibu-ibu dan Kader Posyandu tersebut bisa menerapkan sekaligus memberikan ilmu terkait kesgilut yang didapat dalam program dosen mengabdi ini kepada warga yang lain,” ucapnya.

Bukan tanpa alasan, menurutnya hal tersebut dilakukan lantaran sasaran utama penyuluhan ini adalah anak-anak usia balita yang erat kaitannya dengan pelibatan para ibu-ibu dan Kader Posyandu.

“Kita harap materi tentang kesehatan gigi yang didapat hari ini nantinya juga akan disampaikan pada saat pelaksanaan kegiatan rutin posyandu,” harapnya.

“Sehingga peran posyandu tidak hanya sekedar memberikan pemeriksaan terhadap ibu hamil dan pelaksanaan imunisasi anak, tapi juga bisa menjadi agen dalam penyuluhan tentang kesgilut,” tambahnya.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kalsel Mendukung Keputusan Hasil Musrenbang 2025

Maharani menilai, meski posisi Desa Pulau Sugara ini dekat dengan perkotaan Banjarmasin, namun termasuk kawasan atau desa terpencil di Kalimantan Selatan yang masih minim pengetahuan tentang kesgilut.

“Apalagi di sini (Pulau Sugara) masyarakatnya banyak memakai air rawa dalam keperluan sehari-hari. Sedangkan air rawa sifatnya asam yang pasti akan merusak gigi jika terus digunakan,” katanya.

Alhasil, jika tidak dibekali dengan pengetahuan kesgilut, maka generasi selanjutnya akan cepat mengalami karies alias kerusakan gigi.

Karena itulah, Dosen yang juga merupakan Ketua Kegiatan PDWM FKG ULM itu menargetkan, dengan seringnya FKG ULM melakukan penyuluhan ke masyarakat, pihaknya bisa menumbuhkan sekaligus mengubah perilaku masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

“Setelah tau apa apa saja yang dapat merusak gigi mereka bisa menurunkan pengetahuan itu ke anaknya. Alhasil generasi-generasi berikutnya akan lebih sehat,” pungkasnya.

Selain Maharani, pengabdian masyarakat di Desa Pulau Sugara ini juga melibatkan dua dosen lainnya, yakni drg I Wayan Arya K.F MKes, drg Renie Kumala Dewi Sp.KGA serta lima orang mahasiswa yang sudah memasuki tingkat mahasiswa profesi (dokter gigi muda).

Koordinator Pengabdian Masyarakat FKG ULM, drg I Wayan Arya menambahkan, keterlibatan Kader Posyandu ini tidak lepas dari skill atau kemampuan melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang dimilikinya.

“Tidak semua orang bisa memberikan penyuluhan, makanya dengan dirangkulnya kader posyandu, upaya peningkatan kesgilut bisa langsung dilakukan dan mudah diterima masyarakat,” tambahnya.

Pasalnya, usia balita yang jadi sasaran dalam pengabdian masyarakat kali ini merupakan usia emas bagi anak untuk menanamkan segala hal-hal positif seperti perilaku sehat menjaga kesehatan gigi.

“Kalau sudah diajarkan sejak balita untuk rajin gosok gigi, maka perilakunya tersebut secara otomatis akan terus dilakukannya hingga dewasa,” tandasnya.

Baca Juga :  Dr Amalia Rezeki Terima Kunjungan Peneliti dari Utsunomiya University Jepang di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak

Meski belum bisa 100%, ia membeberkan, program FKG ULM di Desa Pulau Sugara yang dijalankan sejak akhir tahun 2020 ini, diakuinya sudah memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat.

“Dibandingkan awal kami datang pada dua tahun lalu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggosok gigi di desa binaan kami ini, sudah mulai kelihatan perubahannya,” tuntasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pulau Sugara, Arafik mengaku, pihaknya sangat menyambut baik atas pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para dosen FKG ULM ini.

“Kami sangat berterima kasih karena para dosen dari FKG ULM tetap konsisten dalam memberikan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada warga kami di di Pulau Sugara ini,” ungkapnya.

Ia meminta agar materi yang disampaikan dalam pengabdian masyarakat hari ini bisa diterapkan oleh para kader posyandu di wilayahnya untuk menekan angka kerusakan gigi pada anak

“Terutama bagi anak-anak sekolah, kita harap para orang tua bisa menerapkan ilmu yang didapat dalam kegiatan hari ini supaya tidak ada lagi gigi anak yang berlobang” tutupnya. (Kin/KPO-1)

Iklan
Iklan