Iklan
Iklan
Iklan
Martapura

DKUMPP Upayakan Bangun SPBUN di Aluh-Aluh

×

DKUMPP Upayakan Bangun SPBUN di Aluh-Aluh

Sebarkan artikel ini
TINJAU LAPANGAN - Peninjauan lapangan Dinas KUMPP dan Pertamina di Aluh-Aluh. (KP/Wawan)

Martapura, KP – Pemkab Banjar melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) sedang mengupayakan pembangunan SPBUN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan) di Desa Simpang Warga Luar, Kecamatan Aluh-Aluh.

”SPBUN ini nantinya dikelola Koperasi Nelayan Mina Membangun Mandiri dan hanya melayani anggotanya. Keberadaannya nanti diharap menjadi solusi mengatasi kesulitan nelayan mendapatkan bahan bakar,” kata Kadis KUMPP I Gusti Made Suryawati melalui Kabid Perkoperasian Farida Ariyati saat peninjauan lapangan bersama M Riza Syah, SBM Pertamina Rayon VI Kalselteng di Kecamatan Aluh-Aluh, baru-baru ini.

Android

Menurut Made, peninjauan lapangan diperlukan untuk memastikan rencana lokasi pembangunan SPBUN memang terletak di sentra nelayan dan kelayakan teknis lainnya yang dipersyaratkan Pertamina.

”Setelah SPBUN koperasi nelayan nanti beroperasi, diharap ada pengawasan pihak terkait, sehingga solar subsidi yang diberikan pemerintah ke nelayan tepat sasaran.

Sementara Riza Syah menegaskan komitmen Pertamina untuk menyalurkan BBM bersubsidi jenis solar untuk masyarakat, khususnya nelayan melalui SPBUN.

Menurutnya, setiap SPBUN memiliki alokasi penyaluran solar yang ditentukan dinas terkait berdasarkan kuota daerah yang ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Seperti diketahui, bagi nelayan di Aluh-Aluh sendiri, BBM merupakan faktor produksi sangat penting dalam kegiatan penangkapan ikan. Komponen biaya BBM yang mereka gunakan berkisar antara 50-70% dari seluruh biaya operasional aktivitas penangkapan ikan.

Permasalahan semakin kompleks ketika BBM solar (gas oil) sulit didapat dan harganya sangat mahal, hingga mencapai Rp 14 s/d 15 ribu/liter ketika sampai di nelayan.

Selama ini, mereka hanya mampu menggunakan oli bekas sebagai bahan bakar meskipun berdampak buruk pada mesin kapal. Oleh sebab itu, diperlukan langkah terobosan menurunkan biaya produksi, salah satunya dengan penyediaan SPBUN tersebut. (Wan/K-3)

Iklan
Iklan