Tanjung, KP – “Dapat, dapat, dapat!,” itulah di antara pekikan dan tawa warga Desa Ampukung yang berhasil menangkap seekor ikan, saat melakukan acara ‘Bakucau Iwak’ (menangkap ikan-red) dengan alat tradisional yang merupakan tradisi di saat datang musim kemarau, dimana air sawah desa tersebut dalam keadaan surut.
Tidak hanya masyarakat Desa Ampukung, acara Bakucau Iwak tersebut juga diikuti oleh jajaran Forum Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kelua, sejumlah tamu undangan lainnya, diisi dengan berbagai acara termasuk makan bersama. Selain itu, kegiatan Bakucau Iwak, ini juga dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan Profil Penilaian Pelaksana Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (P2K2) Desa Ampukung kecamatan Kelua.
“Ada ikan gabus atau haruan, ikan baung, kemudian nila, bahkan ikan papuyu ada. Tapi paling dominan ikan baung dan haruan,” sebut Camat Kelua H Suwandi hari itu.
Diterangkan, tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut untuk menjaga kelestarian dan kearifan lokal (menangkap ikan dengan cara tradisional). “Sekaligus kita sosialisasi kepada masyarakat untuk menangkap ikan dengan kearifan lokal. Jangan memakai setruman listrik maupun bahan kimia, obat-obatan yang beracun itu tidak diperbolehkan dalam undang-undang,” ujarnya, seraya menambahkan proses penangkapan dengan cara tradisional maka akan menjaga ekosistem ikan.
“Potensi ikan disini luar biasa, sangat memberi kontribusi dan kesejahteraan masyarakat, diharapkan agar masyarakat bisa melestarikan penangkapan ikan dengan cara tradisional tersebut. Tata cara ini untuk mendapatkan pundi-pundi potensi yang ada di wilayah kita tentunya, jangan merusak mari kita kembangkan,” katanya.
DI kesempatan itu, Suwandi berharap ada juga program kegiatan tentang pembudidayaan perikanan di wilayah kecamatan Kelua terutama di Desa Ampukung.
“Kita bersama-sama warga, forum komunikasi pimpinan kecamatan, dinas terkait memanen ikan dengan cara tradisional,” demikian pungkas H Suwandi. (ros/K-6)