Banjarmasin Kalimantanpost.com – Pencari kerja di Kalimantan Selatan (Kalsel) jumlahnya kurang lebih 4 kali lebih banyak dari lowongan kerja yang tersedia.
Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalsel ada sebanyak 5.196 pencari kerja di banua saat ini. Dan 895 orang di antaranya merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan lowongan yang tersedia, yakni 1.305 dari 168 jenis pekerjaan. Dimana lowongan itu berasal dari 689 pemberi kerja. Disnakertrans juga mencatat ada sebanyak 26.760 lamaran kerja.
Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan Penempatan Produktivitas Tenaga Kerja (P4TK) Disnakertrans Kalsel, Indah Fajarwati, mengatakan pihaknya tak hanya mencatat, tapi juga ikut berupaya membantu lulusan baru memasuki dunia kerja melalui beberapa program dan kegiatan.
“Kami melakukan penguatan Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK, melaksanakan beberapa program pelatihan skilling, reskilling, maupun upskilling. Selain itu, juga kerja sama dengan perusahaan,” jelasnya.
Selain itu, menurut Indah, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia didominasi oleh lulusan SMK. Sehingga Disnakertrans Kalsel
menaruh perhatian terhadap lulusan SMK.
“Karena itulah, kami lebih fokus kepada penguatan BKK di SMK untuk membantu mereka sejak dini agar siap saat menghadapi dunia kerja setelah lulus nantinya,” ujarnya.
Sementara itu, hingga Agustus 2023 saja, BPS mencatat pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang dari total 147,71 juta angkatan kerja.
“Pada Agustus 2023 terdapat 7,86 juta orang pengangguran atau setara dengan TPT sebesar 5,32 pesen,” ucap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, dikutip CNN Indonesia.
Ia mengatakan jumlah pengangguran itu lebih rendah 0,54 persen dibanding Agustus 2022, yang mencapai 8,42 juta orang.
Meski menurun, jumlah dan tingkat pengangguran ini lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi atau Agustus 2019, yakni 7,1 juta orang.
“Jika dilihat menurut wilayah terjadi penurunan pengangguran pada wilayah perkotaan sementara pada wilayah pedesaan terjadi peningkatan,” kata Amalia.
Tercatat, TPT di perkotaan mencapai 6,4 persen pada Agustus 2023. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 7,74 persen. Sedangkan, jumlah TPT di pedesaan mencapai 3,88 persen pada Agustus 2023. Angka ini naik dibanding Agustus 2022 yang hanya 3,43 persen. (Opq/K-1)